Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 10 Februari 2021 | 18:34 WIB
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

SuaraJogja.id - Sebanyak 24 warga Padukuhan Karangsemut, Kalurahan Trimulyo, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul, terkonfirmasi Covid-19 berdasar hasil uji usap atau swab. Puluhan warga tersebut diduga tertular oleh satu orang warga saat kerja bakti membangun rumah ibadah.

Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kalurahan Trimulyo, Jetis, Wikan Werdokisworo membenarkan adanya penularan yang cukup massif di padukuhan tersebut.

"Benar, per hari ini sudah ada 24 orang yang terkonfirmasi positif dan beberapa orang lainnya sedang menunggu hasil swab," ungkap Wikan dikonfirmasi SuaraJogja.id, Rabu (10/2/2021).

Ia menjelaskan hingga saat ini satgas Covid-19 Kalurahan masih melakukan tracing ke warga yang diduga terpapar virus tersebut.

Baca Juga: Diguyur Hujan Semalam, 4 titik di Bantul Mengalami Longsor

"Di tempat kami total ada 11 RT. Tapi hanya 7 RT yang sebelumnya ada dalam satu kegiatan yang sama," kata dia.

Wikan memaparkan penularan tersebut berawal dari kerja bakti warga di lingkungan tersebut, dimana warga sedang membangun rumah ibadah sekitar 3 pekan lalu. Selanjutnya satu orang diduga terpapar dan memeriksakan diri dan hasilnya positif.

"Sejak saat itu, tracing dilakukan hingga saat ini. Jadi jika dari kegiatan kerja bakti itu, sebanyak 17 orang (positif) sisanya (7 orang lain) dari luar kegiatan itu," terang dia.

Wikan meyakini, jika jumlah konfirmasi covid-19 di wilayah Karangsemut masih akan bertambah. Pasalnya dari warga yang bekerja bakti, dipastikan berkontak dengan orang-orang terdekat mereka.

"Tapi memang ada indikasi penularan yang cukup masif di tempat kami. Saat ini kami tengah melakukan pendataan dan uji swab ke warga yang berkontak erat," ujar dia.

Baca Juga: Paralon Patah Jadi Petunjuk, Kakek 103 Tahun di Bantul Tewas di Dasar Sumur

Disinggung akankah memberlakukan lockdown agar penularan tak meluas, Wikan belum bisa memastikan. Pihaknya masih berkoordinasi dengan perangkat lurah dan panewu setempat.

"Kami sendiri baru akan merapatkan langkah yang akan ditempuh, apakah nanti akan ada lockdown di tingkat RT dan masuk zona merah seperti aturan di PTKM Mikro,” ucap Wikan.

Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso menjelaskan Dinkes Bantul tidak mengenal lockdown selama PTKM mikro diberlakukan. Namun hanya pengawasan yang dilakukan di tingkat kelurahan dan kapanewon jika terjadi penularan kasus aktif di masing-masing wilayahnya.

"Tidak ada lockdown, Kementerian Kesehatan juga tidak pernah memberlakukan lockdown, termasuk Dinkes yang ada di daerah. Jadi tidak ada menutup lokasi atau wilayah yang terjadi penularan," kata dia.

Menanggapi kasus penularan Covid-19 di Karangsemut, Trimulyo, dokter Oki sapaan Sri Wahyu Joko Santoso itu menjelaskan, satgas harus melakukan tracing, testing dan treatment.

"Nah tiga hal itu yang dilakukan oleh satgas masing-masing kelurahan. Saat ini kan yang memiliki kewenangan di tingkat RT. Semisal ada warga yang terkonfirmasi positif tapi tidak bergejala, lakukan isolasi mandiri di rumah, atau shelter yang ada di wilayah Kalurahan setempat," kata dia.

Load More