Magelangan misalnya, jadi salah satu menu andalan yang kaya akan karbohidrat. Campuran antara nasi goreng dengan mi goreng dalam satu piring menjadi pelipur lapar yang ciamik untuk mahasiswa yang sedang irit di tanggal tua.
Namun, sisi gelap dari warung burjo lainnya adalah bon utang yang menumpuk. Sebagai warung makan darurat yang selalu buka 24 jam, tidak jarang mahasiswa yang berutang di tempat.
Bermodalkan jadi langganan dan status mahasiswa aktif atau malah mahasiswa abadi, biasanya burjo menjadi tempat pengisi perut saat kantong tipis. Bon utang menumpuk dari bulan ke bulan, makin menggunung setiap tahun.
Bukan tanpa alasan burjo menjadi tempat berlindung bagi anak-anak perantauan di kota budaya ini. Menu yang enak, prosi yang banyak, harga yang murah, dan bisa berutang.
Baca Juga: Lima Kalurahan Masuk Zona Merah, Pemkot Jogja Batasi Pergerakan Masyarakat
Selain itu, sudah menjadi rahasia umum rasanya jika burjo yang menjamur di Jogja kebanyakan dimiliki orang Sunda. Di Twitter sendiri, tidak jarang warganet yang curhat bahwa mereka bisa merasa ada di kampung halaman kala berkunjung ke burjo.
Rata-rata penjaga dan pemilik burjo berasal dari Kuningan, sehingga bahasa Sunda sudah menjadi bahasa sehari-hari mereka. Perantau dari tanah Sunda lainnya senang bisa berbicara sunda di burjo.
"Burjo adalah franchise terdahsyat orang sunda di bumi Jogja," tulis @t6uh dalam cuitannya.
"Dibalik burjo Jogja ada keramahtamahan Sunda dengan ciri khas logat sundanya yang kental. Maturnuwun Aa dan Teteh burjo di Jogja. Banyak sarjana-sarjana hebat yang terbantu hidupnya selama kost di Jogja, makan dulu bayar belakang," tulis akun @stepfordward23.
"Kalau ke burjo niat nyarios sunda takut ketuker bahasa krama karena di Jogja lebih sering berusaha pakai bahasa krama sama penjual lokal. Mau bilang 'sabraha A?' Jadi 'pinten A' wkwk," tulis akun @ully_wibowo.
Baca Juga: Cek Wisatawan, Jogja Tambah Petugas untuk Pemeriksaan Acak Surat Kesehatan
Dari sejarah yang kini tampaknya sudah diketahui tak sedikit orang, pemilik dan pendiri pertama burjo adalah orang Kuningan. Nama Rurah Salim banyak disebut sebagai orang pertama yang mencetuskan warung burjo di Jogja pada tahun 1943.
Berita Terkait
-
Desa Wisata Bromonilan, Menikmati Sejuknya Udara khas Pedesaan di Jogja
-
Kapan Pemutihan Pajak Kendaraan Jogja Tahun 2025 Dibuka? Ini Info Tanggalnya
-
Gaji Rp18 Juta di Jakarta atau Rp9 Juta di Jogja? Pahami Dulu Biaya Hidup Kota Ini
-
Makeup Pengantin Perempuan Penuh Tato, Hasilnya Kayak Beda Orang
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Harga Emas Antam Nggak Pernah Bosen Naik, Hari Ini Tembus Rp1.980.000/Gram
-
Perempuan Gratis Naik Transportasi Umum di Jakarta Hari Ini, dari LRT Hingga MRT
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
Terkini
-
Guru Besar UGM Terlibat Kasus Kekerasan Seksual: Korban Pilih Damai, Ini Alasannya
-
Diikuti Ratusan Kuda Seharga Miliaran Rupiah, Keponakan Presiden Prabowo Gelar Pacuan Kuda di Jogja
-
'Beli Mercy Harga Becak': Mantan PMI Bangkit dari Nol, Kini Kuasai Pasar Kulit Lumpia Nasional
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM