Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 19 Februari 2021 | 09:15 WIB
Para abdi dalem mengikuti upacara adat Labuhan Merapi di Lereng Gunung Merapi, Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (9/5). (Antara/Andreas Fitri Atmoko)

SuaraJogja.id - Keraton Yogyakarta tengah membuka lowongan kerja (loker) bagi mereka yang ingin menjadi Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Ada empat golongan yang ditawarkan dalam penerimaan abdi dalem kali ini: Wiyaga, Lebdaswara, Pasindhen, dan Musikan.

"KHP. Kridhomardowo membuka kesempatan bagi Sahabat Kraton Jogja yang ingin mengabdikan diri menjadi Abdi Dalem," tulis @kratonjogja, akun milik Keraton Jogja di Instagram, Selasa (16/2/2021).

Terdapat syarat khusus untuk setiap golongan. Sementara itu, syarat umum yang perlu dipenuhi pelamar untuk menjadi abdi dalem terdiri dari enam poin, seperti dikutip dari @kratonjogja di bawah:

Baca Juga: Peringatan 266 Tahun Perjanjian Giyanti Dihadiri 2 Putri Keraton Yogyakarta

  1. Bersedia dengan tulus mengabdi di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
  2. WNI, domisili DIY - Jawa Tengah
  3. Usia 17 tahun sampai dengan 45 tahun
  4. Bersedia mengikuti tahap seleksi yang diadakan
  5. Dalam video seleksi yang dikirim, peserta wajib untuk memperkenalkan diri (mencakup nama, umur, alamat, dan golongan yang diminati)
  6. Jika dinyatakan lolos semua tahap seleksi, maka peserta bersedia melalui proses Magang selama 2 tahun sebelum menjadi Abdi Dalem.

Dari ratusan komentar warganet, di antara mereka ada yang mempertanyakan gaji abdi dalem Keraton Jogja.

"Mau tanya kalo gaji abdi dalem umr ya?atau gmn," tanya @den***.

Penerimaan Abdi Dalem Keraton Jogja - (Instagram/@kratonjogja)

CEK UNGGAHAN SELENGKAPNYA DI SINI.

"Gaji dan jam kerja sesuai dengan aturan negara atau ada aturan sendiri?" tambah @sen***.

"Konon ceritanya gaji abdi dalem kecil...di bawah UMR," tulis @dur***.

Baca Juga: Komentari Surat Pemecatan, Sri Sultan Sebut Gusti Prabu Makan Gaji Buta

Akun @kratonjogja kemudian memberikan jawaban bahwa upah untuk abdi dalem disebut dengan istilah kekucah.

"Penyebutan pendapatan bagi Abdi Dalem adalah kekucah. Ulasan selengkapnya tentang Abdi Dalem dapat disimak melalui kratonjogja.id njih," ungkap @kratonjogja, tak menyebutkan secara pasti kekucah abdi dalem.

Dilansir laman resmi Keraton Jogja, Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dibagi menjadi dua bagian besar: Punakawan dan Keprajan.

Miniatur Keraton Yogyakarta dan Tugu Pal Putih atau Tugu Golong Gilig - (SUARA/Eleonora PEW)

Abdi Dalem Punakawan berasal dari kalangan masyarakat umum dan menjalani tugas di dalam Keraton. Selain itu, ada dua macam Abdi Dalem Punakawan: Tepas dan Caos.

Abdi Dalem Punakawan Tepas memiliki jam kerja seperti pegawai di kantor, sedangkan Abdi Dalem Punakawan Caos hanya menghadap ke Keraton sekali setiap 10 hari.

Sementara itu, Abdi Dalem Keprajan berasal dari TNI, Polri, dan PNS yang diangkat menjadi abdi dalem. Biasanya mereka adalah orang-orang yang secara sukarela mengabdi di Keraton setelah memasuki masa pensiun.

Jenjang karier abdi dalem sendiri terbagi menjadi 12 kepangkatan di bawah ini:

  • Jajar
  • Bekel Anom
  • Bekel Sepuh
  • Lurah
  • Penewu
  • Wedono
  • Riya Bupati
  • Bupati Anom
  • Bupati Sepuh
  • Bupati Kliwon
  • Bupati Nayoko
  • Pangeran Sentana

Sempat diperbincangkan pada 2016 lalu bahwa kekucah untuk Jajar sebesar Rp15 ribu. Di samping itu, Abdi Dalem Punakawan Tepas disebut-sebut mendapat honor Rp1,1 juta sampai Rp2,5 juta per bulan, sedangkan Abdi Dalem Punakawan Caos Rp150 ribu sampai Rp400 ribu per bulan.

Kendati begitu, menjadi seorang abdi dalem selalu diidentikkan dengan niat pengabdian, sehingga semestinya kekucah tidak terlalu diprioritaskan sebagai tujuan dalam bekerja.

"Menjadi Abdi Dalem merupakan sebuah panggilan. Dasarnya adalah kesukarelaan dan juga utk mencari ketrentaman hidup. Keraton Yogyakarta tidak pernah memberikan posisi maupun gelar Abdi Dalem, tanpa yang bersangkutan mengajukan diri," cuit @kratonjogja, 2019 silam.

"Di Keraton Yogyakarta, setiap Abdi Dalem akan menerima “kekucah” (imbalan) yang berasal dari kekayaan Raja dalam jumlah yang sangat tidak besar. Karena dasarnya kesukarelaan, banyak yang menganggap pemberian tersebut sebagai berkah," imbuhnya.

Cuitan Keraton Jogja - (Twitter/@kratonjogja)

Pendapat serupa pun banyak disampaikan warganet dalam kolom komentar untuk unggahan @kratonjogja.

"Saat menjadi abdi dalem gaji bukan lah dipikirkan, melainkan pengabdian pada budaya lah yang selalu dijunjung, bila ingin mencari uang dengan menjadi abdi dalem itu bukanlah pilihan yang tepat," ungkap @fhi***.

"Abdi budaya, menjaga budaya, dibayar g dibayar ikhlas mawon. Kekuncah anggal mawon sebagai berkah," tulis @yan***.

"Bukan pilihan yg tepat mas klo mencari gaji," jelas @his***.

Load More