Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 24 Februari 2021 | 15:46 WIB
eorang warga menunjukkan lokasi penemuan bebatuan diduga pondasi situs di sekitar perbukitan Desa Wisata Pereng, Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Rabu (24/2/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Warga Pereng, Sumberharjo, Prambanan, Sleman menemukan jajaran batu mirip pondasi candi. Penemuan ini berada di sekitar perbukitan Desa Wisata Pereng, Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Minggu (21/2/2020) lalu.

Ketua Pengelola Desa Wisata Pereng, Sukarmin mengatakan temuan itu berawal dari kegiatan warga yang secara kebetulan sedang mencari potensi-potensi wisata di padukuhannya. Sebab menurut rencana warga ingin mengembangkan dusunya menjadi sebuah Desa Wisata baru di wilayah Kecamatan Prambanan bagian selatan.

"Waktu itu kita baru perintisan Desa Wisata Pereng. Lalu kita bersama warga jalan-jalan bersama Pak dukuh untuk tahu situs-situs atau sejarah di Dusun Langgen," ujar Sukarmin, kepada awak media, Rabu (24/2/2021).

Sukarmin menjelaskan ia sengaja membawa para pemuda itu untuk menyusuri tapak tilas dari Kyai Langgen, yang diketahui merupakan seorang Mpu pembuat keris di zaman kerajaan Mataram Kun. Hal ini bertujuan agar para pemuda desa lebih menambah pengetahuan sejarah di Dusun Pereng.

Baca Juga: DIY Masih Hadapi Cuaca Ekstrem, Ini Titik Rawan Longsor di Prambanan

Napak tilas itu, kata Sukarmin sengaja dilakukan karena pernah dulu orang tua dan simbah buyut pernah bercerita tentang keberadaan Makam Besar yang berada tidak terlalu jauh dari rumahnya.

"Makam tersebut adalah makam Kyai Langgen, atau Mpu Supo. Dulu kata orang tua dan simbah buyut, dia pernah menetap di dusun [Pereng] ini, membuat rumah dan membuat keris di sini juga, bahkan meninggalnya pun di sini," terangnya.

Lalu saat tiba di sebuah perbukitan, mereka melihat bongkahan-bongkahan batu yang berserakan. Tidak hanya berserakan tapi batu itu juga terlihat presisi.

"Lalu saya lihat dan saya yakinkan turun ke parit lalu di situ kita melihat kok ada tumpukan yang rapi. Kita meyakini itu sebuah istilahnya dulu pernah ditata atau gimana awalnya kan belum lari ke situs gitu loh. Lalu kita gali, sementara itu dan keliatan bagian-bagian yang presisi seperti sudah dibentuk dan ditata ada kancing-kancingan," paparnya.

Ditanya lebih lanjut posisi temuan tersebut, formasi batuan itu merupakan batuan putih dan lumayan panjang. Disusun dua hingga tiga tumpuk secara presisi.

Baca Juga: Zona Utama Candi Prambanan Dibuka Lagi, Wisatawan Harus Tetap Patuhi Prokes

Posisi temuan situs itu diakui Sukarmin berada didekat sumber mata air. Terdapat sungai yang tidak cukup jauh dan juga masih ada sendang di sekitarnya.

"Batunya panjang, perkiraan kita belum bisa menentukan tapi yang sudah kelihatan itu sekitar 6-7 meter panjangnya secara keseluruhan tapi baru satu sisi. Kalau untuk persatu batu ukuran sekitar ada 25-30 cm, bermacam-macam. Sudah ada tatahannya. Ada lekuk-lekuk seperti kancingan candi tapi tidak ada motifnya," ujarnya.

Kendati begitu pihaknya belum bisa memastikan lebih lanjut terkait dengan temuan tersebut adalah candi atau semacamnya. Pihaknya telah melaporkan temuan ini kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) untuk ditindaklanjuti.

"Sudah dilaporkan ke BPCB. Itu kan hari minggu kita mengetahui, lalu Senin sudah langsung datang untuk dicek. Kepastian masih menunggu, sementara ini kita hentikan dulu," jelasnya.

Sementara itu, Lurah Sumberharjo, Kurniawan Widiyanto membenarkan atas temuan warga tersebut. Pihaknya juga telah melihat lokasi temuan batuan tersebut secara langsung.

“Mendengar laporan warga, saya langsung terjun ke lokasi hari itu juga dan melihat langsung temuan tersebut. Saya kira dari tekstur batuan tersebut secara awam kita bisa lihat bahwa itu bukan batu sembarangan. Batu yang memang dicreate pada
zamannya,” ujar Widiyanto.

Widiyanto menambahkan sembari menunggu penelitian lebih lanjut dari pihak BPCB, warga diminta untuk sudah mulai mempersiapkan segala sesuatu terkait akan dilanjutkan seperti apa temuan itu. Terlepas dari apa pun hasilnya nanti, ia meyakini temuan ini dapat dimanfaatkan untuk kemajuan warga sekitar.

“Yang jelas ini merupakan aset, sesuatu yang bisa dijual. Apalagi nanti bila memang benar dinyatakan sebagai situs bersejarah, ini merupakan temuan baru sebagai pelengkap situs-situs bersejarah yang hanya ada di wilayah utara Prambanan saja dan di wilayah selatan memang belum pernah ada,” tandasnya.

Load More