SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus dikeluarkan terdapat juga awan panas guguran yang meluncur dari puncak Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan Kamis (4/3/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, kejadian awan panas guguran teramati sebanyak 4 kali. Dengan jarak luncuran paling jauh mencapai 1.500 meter atau 1,5 kilometer.
"Periode pengamatan Kamis (4/3/2021) terjadi sebanyak 4 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 1.500 m mengarah ke barat daya," ujar Hanik, dalam keterangannya Jumat (5/3/2021).
Disampaikan Hanik, untuk awan panas pertama berlangsung tepatnya pukul 03.57 WIB. Dengan estimasi jarak luncur 1.200 meter ke arah Barat Daya atau ke hulu Kali Krasak dan Boyong.
Baca Juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran dan 18 Kali Lava Pijar
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh BPPTKG, tercatat di seismogram awan panas guguran itu memiliki amplitudo 38 mm dengan durasi 123 detik. Sementara untuk tinggi kolom tidak teramati.
Awan panas guguran kedua terjadi pukul 20.00 WIB dengan yang tercatat di seismogram memiliki amplitudo 25 mm dan durasi 126 detik. Untuk estimasi jarak luncur 1.300 m ke arah Barat Daya.
Kemudian awan panas guguran Merapi kembali terjadi pada pukul 21.36 WIB. Awan panas guguran itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 30 mm dan durasi 145 detik dan jarak luncur mencapai 1.500 meter ke arah barat daya.
Tak lama berselang awan panas keempat terjadi pada pukul 21.42 WIB. Awanpanas tercatat di seismogram dengan amplitudo 25 mm dan durasi 126 detik. Jarak luncur kurang lebih 1.300 meter ke arah barat daya.
Selain luncuran awan panas guguran, Hanik menerangkan dalam pengamatan aktivitas Gunung Merapi periode yang sama juga terjadi puluhan kali luncuran lava pijar. Luncuran lava pijar dari puncak Gunung Merapi itu terjadi sebanyak 56 kali.
Baca Juga: 3 Paket Wisata Hemat di Jogjakarta, Harganya Gak Sampai Rp500.000
"Teramati 56 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200 m di atas puncak kawah," ucapnya.
Terkait kegempaan dalam pengamatan periode yang sama, tercatat kegempaan guguran sebanyak 186 kali dan hembusan sebanyak 12. Serta tercatat juga kegempaan hybrid atau fase banyak sejumlah 2 kali dan juga tektonik jauh sejumlah 2 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya masih dalam rekomendasi yang sama yakni bakal berfokus pada sektor Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 kilometer dari puncak.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Berita Terkait
-
Sejarah Erupsi Gunung Lewotobi dari Masa ke Masa, Terbaru Telan 10 Nyawa
-
Aktivitas Gunung Merapi Intensif, Ratusan Guguran Lava dan Awan Panas Ancam Zona Bahaya
-
Potret dan Profil Juliana Moechtar, Istri Komandan Upacara di IKN Dulunya Pemain Misteri Gunung Merapi
-
Letusan Gunung Kanlaon Filipina: 625 Hektar Lahan Pertanian Hancur Tak Berbekas!
-
Terus Bertambah, Korban Meninggal Dunia Banjir Lahar Hujan Gunung Marapi Mencapai 50 Orang
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
-
Pusing Dah! Isu Dipecat, Shin Tae-yong Dibebankan Menang Lawan Arab Saudi di Tengah Rekor Buruk Timnas Indonesia
Terkini
-
TPST Piyungan Overload, Menteri LHK Desak DIY Olah Sampah Sisa Makanan Jadi Cuan
-
Waspada Penjual Minyak Goreng Keliling, Pedagang di Bantul Rugi Jutaan Rupiah
-
Ternyata Ini Alasan Kenapa Ketika Hujan Tiba Muncul Perasaan Sedih hingga Galau
-
DLH: Selain Atasi Sampah, Keberadaan TPST di Bantul Mampu Serap Tenaga Kerja hingga Ratusan Orang
-
Kecewa Masih Lihat Tumpukan Sampah di Depo Mandala Krida, Menteri Lingkungan Hidup Bakal Panggil Pemkot Jogja