Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 05 Maret 2021 | 07:14 WIB
Awan panas guguran Gunung Merapi yang teramati pada Kamis (4/3/2021) malam. (Dokumentasi: BPPTKG).

SuaraJogja.id -  Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus dikeluarkan terdapat juga awan panas guguran yang meluncur dari puncak Merapi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan Kamis (4/3/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, kejadian awan panas guguran teramati sebanyak 4 kali. Dengan jarak luncuran paling jauh mencapai 1.500 meter atau 1,5 kilometer.

"Periode pengamatan Kamis (4/3/2021) terjadi sebanyak 4 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 1.500 m mengarah ke barat daya," ujar Hanik, dalam keterangannya Jumat (5/3/2021).

Disampaikan Hanik, untuk awan panas pertama berlangsung tepatnya pukul 03.57 WIB. Dengan estimasi jarak luncur 1.200 meter ke arah Barat Daya atau ke hulu Kali Krasak dan Boyong.

Baca Juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran dan 18 Kali Lava Pijar

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh BPPTKG, tercatat di seismogram awan panas guguran itu memiliki amplitudo 38 mm dengan durasi 123 detik. Sementara untuk tinggi kolom tidak teramati.

Awan panas guguran kedua terjadi pukul 20.00 WIB dengan yang tercatat di seismogram memiliki amplitudo 25 mm dan durasi 126 detik. Untuk estimasi jarak luncur 1.300 m ke arah Barat Daya.

Kemudian awan panas guguran Merapi kembali terjadi pada pukul 21.36 WIB. Awan panas guguran itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 30 mm dan durasi 145 detik dan jarak luncur mencapai 1.500 meter ke arah barat daya.

Tak lama berselang awan panas keempat terjadi pada pukul 21.42 WIB. Awanpanas tercatat di seismogram dengan amplitudo 25 mm dan durasi 126 detik. Jarak luncur kurang lebih 1.300 meter ke arah barat daya.

Selain luncuran awan panas guguran, Hanik menerangkan dalam pengamatan aktivitas Gunung Merapi periode yang sama juga terjadi puluhan kali luncuran lava pijar. Luncuran lava pijar dari puncak Gunung Merapi itu terjadi sebanyak 56 kali.

Baca Juga: 3 Paket Wisata Hemat di Jogjakarta, Harganya Gak Sampai Rp500.000

"Teramati 56 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200 m di atas puncak kawah," ucapnya.

Terkait kegempaan dalam pengamatan periode yang sama, tercatat kegempaan guguran sebanyak 186 kali dan hembusan sebanyak 12. Serta tercatat juga kegempaan hybrid atau fase banyak sejumlah 2 kali dan juga tektonik jauh sejumlah 2 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya masih dalam rekomendasi yang sama yakni bakal berfokus pada sektor Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 kilometer dari puncak.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More