SuaraJogja.id - Fenomena kejahatan jalanan di Jogja yang kini kerap disebut klitih nyatanya tak luput dari pengamatan para seniman. Hal ini kemudian diterjemahkan oleh seorang pemuda asal Magelang, Jawa Tengah, Yahya Dwi Kurniawan saat menggelar pameran kolaborasi bertema The Museum of Lost Space.
Pria 28 tahun yang saat ini berdomisili di Yogyakarta itu menuangkan pandangan hidup sekelompok geng remaja atau klitih dalam pameran yang dihelat di Galeri Lorong, Dusun Jeblok, Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan. Pameran yang berkolaborasi dengan peneliti klitih, Yohanes Marino dan Febrian Adinata Hasibuan, perupa dan juga sutradara teater itu dibuka sejak 6 Maret-6 April 2021.
Bukan tanpa alasan Yahya mengambil tema klitih untuk pameran kedua kalinya ini. Laki-laki kelahiran 4 Agustus ini pernah tinggal di dunia yang lekat dengan kekerasan hingga dirinya dewasa.
“Ini inspirasi dari aku sendiri, karena seorang seniman akan menampilkan karya. Menurut aku karya yang paling dekat yang bisa dipamerkan oleh seniman adalah yang dekat dengan individunya. Nah karena di Magelang aku dekat dengan isu ini (klitih dan kekerasan), aku mengangkat dengan sisi yang lainnya,” terang Yahya ditemui Suarajogja.id, Rabu (9/3/2021).
Baca Juga: Dilaporkan ke Polisi, Pelaku Klitih di Maguwoharjo Dihukum Wajib Lapor
Tak membuat lukisan atau kalimat mutiara seperti seniman lainnya, Yahya memilih memamerkan senjata tajam yang biasa digunakan para pelaku klitih di Yogyakarta. Lebih kurang terdapat 20 senjata tajam, berupa celurit, kapak dari gear motor, gergaji yang dibuat dari lempengan besi, sikat gigi yang dimodifikasi berbentuk runcing hingga pedang sepanjang 30 cm.
“Ini saya anggap juga seni. Pameran ini saya dan kawan-kawan persiapkan delapan bulan lalu. Satu bulan sebelum pameran digelar saya membuat senjata tajam ini. Memang tidak semua saya buat, beberapa diantaranya ada senjata yang dimiliki oleh anggota klitih dan saya pinjam untuk dipamerkan,” terang dia.
Tidak hanya menampilkan senjata tajam, sejumlah tangkapan layar dari media sosial yang bersinggungan dengan kekerasan jalanan, dipajang dan dicetak hitam putih di sudut ruangan pameran di lantai 2 Galeri Lorong. Bahkan, ada video dokumenter yang dibuat Yahya dengan menceritakan kehidupan dan sisi lain dari seorang pelaku klitih.
Tidak sekedar menampilkan pameran seni, Yahya menceritakan hampir delapan bulan berkomunikasi dengan geng dan anak-anak klitih. Persoalan klitih muncul dari berbagai faktor salah satunya lingkungan.
Yahya mencoba menggambarkan sisi lain dari seorang pelaku klitih. Mulai dari seorang remaja biasa hingga memutuskan terjun ke dunia kekerasan, bahkan bisa dibilang sadis karena membuat korban cidera parah hingga berujung kematian.
Baca Juga: Babak Belur, 2 Remaja Diduga Pelaku Klitih Diamankan Warga Maguwoharjo
“Aku juga tidak setuju dengan klitih, tapi tidak bisa menyalahkan juga, karena sebelumnya aku hidup di lingkungan yang keras seperti itu dan mencoba melihat lebih jauh dan sisi lain mengapa mereka memilih menjadi seperti itu,” jelas dia.
Menurut Yahya, pelaku klitih tak memiliki ruang berekspresi di lingkungan keluarganya. Tak hanya itu minimnya perhatian menjadi salah satu faktor anak-anak remaja terjerumus ke lingkaran klitih.
Kendati demikian, seniman yang sebelumnya pernah menggelar pameran serupa di Magelang bertema kekerasan ini melihat, ada seorang anak remaja yang harus dirangkul agar menemukan jalan pulang yang lebih baik.
“Apakah benar klitih itu benar-benar salah dan kekerasan harus diselesaikan dengan kekerasan?. Jika ada Jogja Darurat Klitih, apa yang harus diperbuat?, maka saya ingin memberikan wadah mereka berekspresi di pameran ini,” katanya.
Pameran yang dibuat Yahya, menyediakan ruang bagi para pelaku klitih. Ada satu sudut ruangan yang dimanfaatkan pelaku yang saat ini masih eksis menceritakan kelamnya hidup di lingkungan klitih. Tak hanya itu ada satu buah tembok panjang yang bebas dicoret oleh pengunjung maupun pelaku yang datang.
Selain itu, hasil karya dan cerita para pelaku klitih akan dibukukan dan nantinya akan dibuat teater selama pameran digelar.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Remaja Diduga Pelaku Klitih Tabrak Mobil dan 4 Berita SuaraJogja
-
Cerita Saksi Soal Terduga Pelaku Klitih yang Bonyok Usai Tabrak Mobil
-
Diduga Klitih, Dua Remaja Bonyok Berdarah-darah Usai Tabrak Mobil
-
Berniat Balas Usai Jadi Korban Klitih, 3 Remaja Ini Keburu Ditangkap Warga
-
Jatuh dari Motor, 3 Remaja Diduga Pelaku Klitih di Bantul Diamankan Warga
Tag
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
-
5 HP dengan Kamera Terbaik di Dunia 2025, Ada Vivo dan Huawei
Terkini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional
-
Nasib 1.600 Pekerja Garmen Sleman di Ujung Tanduk Pasca Kebakaran, Ini Langkah Pemkab jika Ada PHK
-
Harapan Tipis Bertahan di Liga 1, PSS Sleman Siapkan Taktik Khusus Lawan Madura United
-
BNI Bermitra dengan BUMDes Yogyakarta, Wujudkan Ketahanan Pangan dan Pemerataan Ekonomi Desa
-
Dana Parpol dari Negara? Prananda Surya Paloh: "Mungkin Niat Mulia, Tapi..."