SuaraJogja.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DPD DIY menyatakan, terjadi peningkatan okupansi hotel di Yogyakarta selama long weekend pada Kamis (11/3/2021) hingga Minggu (14/3/2021). Sektor tengah dan sektor utara di wilayah Yogyakarta mendapatkan peningkatan yang cukup signifikan.
Ketua PHRI DPD DIY Deddy Pranawa Eryana membenarkan bahwa peningkatan okupansi hotel itu terjadi pada momen libur long weekend beberapa hari lalu. Secara rata-rata okupansi hotel di DIY menyentuh angka 35 persen.
"Iya kemarin long weekend, Kamis, Jumat, dan Sabtu ada peningkatan okupansi. Untuk Kamis dan Jumat itu rata-rata di DIY, 20-30 persen. Sabtu-nya melonjak rata-rata se-DIY bisa mencapai 35 persen," kata Deddy saat dihubungi awak media, Senin (15/3/2021).
Deddy menjelaskan, peningkatan okupansi hotel di Yogyakarta paling tinggi berada di sektor tengah dan sektor utara. Sektor tengah itu berarti di kawasan Malioboro dan sekitarnya sedangkan sektor utara berada di Tugu hingga ke Jalan Magelang.
Baca Juga: Hotel di Jogja Terdampak Pandemi Covid-19, Nur Dirumahkan Tanpa Kejelasan
"Sektor tengah dan sektor utara itu bisa mencapai 45-60 persen [tingkat okupansi hotel]," ucapnya.
Menurut Deddy, hal ini menunjukkan geliat pariwisata di Yogyakarta. Ia berharap momentum ini bisa terus dijaga untuk beberapa waktu ke depan.
Bukan tanpa alasan, Deddy menyebutkan, pihaknya telah melakukan tiga hal utama untuk kembali bisa menggerakan sektor pariwisata di DIY.
Di antaranya verifikasi protokol kesehatan, sertifikasi CHSE yang meliputi unsur Cleanliness (Kebersihan), Health (Kebersihan), Safety (Keamanan) & Environtment Sustainability (Kelestarian Lingkungan serta yang terakhir pelaksanaan program vaksinasi Covid-19.
"Kita kan sudah vaksinasi nih tinggal sekarang bagaimana pemerintah membantu kita dalam hal kemudahan-kemudahan akses mobilitas orang gitu loh. Tapi tetep melalui prokes ya," terangnya.
Baca Juga: 10 Hotel di Jogja yang Nyaman dan Aesthetic dengan Harga di Bawah Rp350.000
Deddy tidak ingin justru peran pemerintah saat ini malah menakut-nakuti wisatawan yang datang ke DIY dengan berbagai syarat. Oleh karena itu, dukungan pemerintah sangat diperlukan bagi kebangkitan sektor pariwisata.
Berita Terkait
-
Holding BUMN Pariwisata Targetkan Okupansi Hotel Melonjak 20 Persen di Libur Lebaran
-
Daftar Long Weekend Tahun 2025, Rencanakan Liburanmu dengan Diskon dari BRI!
-
Liburan Hemat Imlek 2025: Rekomendasi Tempat Wisata Diskon
-
Libur Isra Miraj 2025 Berapa Hari? Siap-siap Ada Long Weekend dan Cuti Bersama
-
Ada 9 Long Weekend Menanti Sepanjang 2025, Jangan Lewatkan Promo Wisata Fantastis di Sini!
Terpopuler
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- Media Asing Soroti Pernyataan Maarten Paes Soal Kualitas Emil Audero
Pilihan
-
Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
Terkini
-
Papua Global Spices, UMKM Papua Barat yang Sukses Tembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Jogja Masuk 11 Besar, OJK Terima 58 Ribu Lebih Aduan Kejahatan Keuangan
-
Pelaku Pembakaran Gerbong di Stasiun Yogyakarta Jadi Tersangka, KAI Alami Kerugian Rp 6,9 Miliar
-
Cakupan Kepemilikan Dokumen Kependudukan Bantul Capai Target Nasional
-
Pertama di Indonesia, Wamenkop Resmikan Koperasi Merah Putih Gapoktan Sidomulyo di Sleman