SuaraJogja.id - Dinas Perhubungan (Dishub) DIY memastikan tidak ada penyekatan di perbatasan menyambut mudik Lebaran 2021 mendatang. Kendati begitu pos-pos penjagaan masih akan tetap didirikan meski tidak di wilayah perbatasan.
Kepala Dishub DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti, menyatakan bahwa pada prinsipnya terkait penjagaan lalu lintas selama mudik Lebaran kali ini tetap sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Pos penjagaan yang didirikan itu akan bekerja sama dengan dinas terkait, kepolisian serta instansi lainnya.
"Tapi kaitannya dengan pembatasan atau penyekatan memang di DIY sendiri kami belum ada inisiasi ke sana. Karena kemarin juga dari Kementrian Perhubungan sudah melakukan koordinasi secara nasional. Jadi DIY memang tidak ada titik untuk dilakukannya penyekatan," terang Made kepada awak media, Rabu (7/4/2021).
Meski tidak ada penyekatan, Made menegaskan bukan berarti kemudian DIY terbuka lebar untuk para pendatang. Namun memang sudah ada beberapa wilayah yang dilakukan penyekatan, di antaranya Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Baca Juga: Capai 100 Temuan per Bulan, Dishub DIY: Pelanggaran KIR Masih Paling Tinggi
Made meminta masyarakat untuk tetap waspada dan selalu menaati aturan serta kebijakan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Termasuk kaitannya dengan mudik Lebaran kali ini.
"Kalau kami di Dishub sesuai dengan ketugasan kami ya. Kami akan membuka pos, tetap ada pos-pos yang masuk ke DIY tapi tidak kemudian ya itu masih belum ada pemeriksaan atau penyekatan terkait dengan surat bebas Covid-19," tuturnya.
Disampaikan Made, kondisi tersebut tidak serta merta lantas hanya mengandalkan posko yang ada di daerah atau perbatasan lain. Namun memang dengan tidak ditunjuknya DIY sebagai salah satu titik penyekatan diharapkan bisa tetap meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan perjalanan.
Pasalnya sudah ada daerah lain yang menjadi benteng bagi pelaku perjalanan dari luar daerah. Hingga saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan selanjutnya mengenai kebijakan tersebut.
"Harapan kami itu kan, kita sudah dibentengi ya oleh wilayah sekitarnya seperti itu. Kami juga tetep waspada juga sih dengan itu tapi memang seperti apa nanti ya kami tinggal menunggu saja kebijakan pimpinan daerah seperti apa," terangnya.
Baca Juga: Inspeksi Angkutan Barang dan Umum, Dishub DIY Masih Temukan Pelanggaran
Terkait pos-pos penjagaan yang tetap akan didirikan itu, kata Made bakal beroperasi selama 24 jam. Sedangkan untuk random cek pemeriksaan surat-surat bebas Covid-19 tidak dilakukan di pos-pos tersebut.
"Kalau penjagaan kita 24 jam, di pos-pos itu. [Untuk random cek] tidak ada," imbuhnya.
Made menjelaskan pos-pos itu nanti akan berada di beberapa titik namun bukan di perbatasan. Mulai dari wilayah Sleman yang ada di sekitar Lapangan Denggung, lalu Prambanan, Piyungan, serta di Ambarketawang, Gamping.
Sedangkan titik lainnya akan berkolaborasi dengan Dishub Kabupaten atau Kota.
"Kami tidak [ada posko] di perbatasan. Kami tidak ada penyekatan jadi tidak ada [posko] diperbatasan. Perbatasan itu nanti mungkin [Dishub] Kabupaten," ujarnya.
Made menekankan bahwa kesadaran masyarakat untuk berwisata dengan tetap menjalankan protokol kesehatan tetap menjadi yang utama. Untuk lebih meningkatkan kesadaran itu, kolaborasi dengan pegiat pariwisata pun telah dilakukan.
Mulai dari sertifikasi protokol kesehatan atau CHSE yang meliputi unsur Cleanliness (Kebersihan), Health (Kebersihan), Safety (Keamanan) & Environtment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) yang dilakukan kementerian pariwisata.
"Sebenarnya kolaborasi juga dengan temen-temen pegiat pariwisata. Sekarang kan sudah ada CHSE sertifikasi itu. Mereka juga menjamin dari segi sisi keamanan pengunjung dan lain-lain. Kalau kami dari sisi ketugasan Dishub ya istilahnya pada saat besok [mudik Lebaran] hanya akan bicara dari sisi arus saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Sekretariat Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Biwara Yuswantana menilai bahwa larangan mudik akan berjalan dengan baik dan efektif ketika ada andil dari daerah asal. Artinya daerah asal juga melakukan filter kepada setiap warganya yang hendak mudik.
"Larangan mudik itu untuk meminimalisir penularan melalui kontak. Kalau orang itu mudik berarti akan ada penumpukan warga di suatu daerah. Nah termasuk di daerah tertentu maka dari itu perlu ada filter-filter. Filter pertama adalah daerah asal," kata Biwara.
Berita Terkait
-
BRI Bangun Posko BUMN saat Arus Balik Lebaran 2025 untuk Kemudahan Pemudik
-
Terungkap! 4 Sumber Data Rahasia yang Membuat Google Maps Jadi "Dewa" Penunjuk Jalan Saat Mudik
-
Posko Mudik BUMN Siap Sambut Arus balik di Bandara Soetta
-
Ratusan Kecelakaan Lalu Lintas Terjadi di Masa Arus Mudik dan Balik Lebaran
-
Kenali 5 Masalah Kulit Setelah Mudik dan Cara Mengatasinya
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!