Lebih lanjut, Ustaz Abu menuturkan dari puluhan santri yang bergabung dalam ponpes tersebut sebanyak 20 persen berasal dari DIY dan sekitarnya semisal Solo dan Klaten. Sedangkan 80 persen santrinya berada di luar provinsi, mulai dari Medan, Kalimantan, Riau, Batam, Lampung, Karimun, Bali, dan Jabodetabek.
"Alhamdulillah tersebar hampir mewakili semua provinsi. Daftar terbaru ada yang dari Ternate," imbuhnya.
Mengaji pakai bahasa isyarat
Berkumpulnya anak-anak tunarungu yang berasal dari berbagai daerah itu ke Ponpes Tunarungu Darul A’Shom bukan tanpa alasan.
Baca Juga: Kisah Warga Lapas Cebongan Mencari Tuhan, 4 Bulan Mualaf Ingin Jadi Hafidz
Menurut Ustaz Abu, alasan yang jelas diketahui adalah belum adanya pendidikan agama atau pondok bagi anak-anak tunarungu tersebut. Selain itu pihaknya juga baru memperkenalkan konsep mengaji dengan bahasa isyarat seperti yang digunakan di negara-negara Arab.
"Nah di Indonesia belum ada, maka kita kenalkan. Maka mereka [orang tua] jauh-jauh datang ke sini dengan harapan ingin anak-anaknya hafidz Al-Qur'an dengan bahasa isyarat. Meskipun mereka tunarungu ada harapan untuk menjadi hafiz Al-Qur'an," ujarnya.
Bahkan dengan tingkat kesulitan bahasa isyarat yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan ucapan biasa, saat itu sudah ada santri yang hafal dua juz.
Selain mengajarkan tahfidz Al-Qur'an, pihaknya juga mengajarkan fikih, ahli bahasa hingga pendidikan formal.
"Mereka yang belajar di sini nanti dibekali juga ijazah paket A, B, C sehingga mereka disetarakan dengan yang umum. Ujiannya kan sama dengan yang umum bukan SLB," terangnya.
Baca Juga: Disuntik Vaksin, Bupati Rembang Abdul Hafidz: Lebih Sakit Ditampar Istri
Ajarkan otodidak
Berita Terkait
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
-
Libur Singkat, Ini Momen Bek PSS Sleman Abduh Lestaluhu Rayakan Idulfitri Bersama Keluarga
-
Gustavo Tocantins Beri Sinyal Positif, PSS Sleman Mampu Bertahan di Liga 1?
-
Dibayangi Degradasi, Pieter Huistra Bisa Selamatkan Nasib PSS Sleman?
Tag
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu