Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 12 Mei 2021 | 08:46 WIB
Ustaz Abu Kahfi bersama dengan beberapa santri yang masih berada di Pondok Pesantren Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom yang berada di Dusun Kayen, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Selasa (11/5/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Selain otodidak dan panggilan dari hati nurani melihat kondisi anak-anak tunarungu. Ustaz Abu menyebut juga belum pernah menemukan ustaz lain yang menggunakan bahasa isyarat.

"Awalnya ya memang otodidak tadi dengan panggilan saya yang tidak tega melihat tunarungu tidak kenal agama. Belum lagi ditambah belum pernah menemukan ustaz yang bisa menggunakan bahasa isyarat," tambahnya.

Ustaz Abu menilai anak-anak tunarungu itu sudah dipastikan mendapat pengetahuan dari cara-cara lain. Tentunya bukan dengan pendengaran tetapi penglihatan.

Terketuknya hati Ustaz Abu itu dibarengi dengan keinginan untuk terus menambah kemampuan dalam diri. Terkhusus dalam mendalami bahasa isyarat.

Baca Juga: Kisah Warga Lapas Cebongan Mencari Tuhan, 4 Bulan Mualaf Ingin Jadi Hafidz

"Jadi kalau dia [anak-anak tunarungu] melihat orang ceramah belum mengerti. Kalau mereka melihat orang ceramah dengan bahasa isyarat baru mereka paham. Dari situ saya terpanggil, untuk menambah kemampuan diri untuk berbahasa isyarat dan Alhamdulillah selain saya, ada anak istri, hingga mantu yang juga bisa menggunakan bahasa isyarat," paparnya.

Jadi menurut pengakuan Ustaz Abu, ia juga mengajarkan bahasa isyarat itu kepada keluarga dan sanak saudaranya. Tujuannya agar dapat ikut membantu pengasuhan dan pengajaran di ponpes itu.

Alhasil sekarang sudah bukan hanya ia seorang saja yang menjadi pengasuh di ponpes. Melainkan terdapat istri, anak-anaknya hingga mantunya pun ikut membantu.

"Ada juga murid dari Bandung. Kalau dijumlahkan total pengajar ada 9 orang dan sisanya pelayan di sini mulai dari memasak, bersih-bersih hingga nyuci dan sebagainya," jelasnya.

Pasalnya diakui Ustaz Abu, jika memang tidak demikian, Sumber Daya Manusia (SDM) masih menjadi kendala yang selama ini sulit untuk dipecahkan. Sebab tidak mudah untuk menemukan seseorang dengan kemampuan bahasa isyarat dengan latar belakang agama yang baik pula.

Baca Juga: Disuntik Vaksin, Bupati Rembang Abdul Hafidz: Lebih Sakit Ditampar Istri

"Jadi mau tidak mau tantangan kami ini adalah untuk meregenerasi dari keluarga temen yang mau belajar," tegasnya.

Load More