Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 02 Juni 2021 | 07:40 WIB
Arsip Foto. Pemandangan Gunung Merapi yang sedang mengeluarkan lava pijar terlihat dari Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (18/1/2021). [Antara/Andreas Fitri Atmoko/wsj]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum kembali terlihat mengeluarkan awan panas guguran, luncuran lava masih terus terjadi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam periode pengamatan Selasa (1/6/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB teramati sejumlah guguran lava dari puncak Merapi. Seluruh guguran lava itu masih menuju ke arah barat daya.

"Teramati 5 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/6/2021).

Dalam periode pengamatan sehari atau 24 jam tersebut visual Gunung Merapi juga terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 400 meter di atas puncak kawah

Baca Juga: Merapi 10 Kali Keluarkan Lava Pijar ke Barat Daya, Jarak Maksimal 1 Km

Meski belum terlihat kembali luncuran awan panas guguran dalam periode tersebut. Namun sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi.

Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 103 kali, hembusan sebanyak 13 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 31 kali. Ada juga kegempaan low frekuensi sebanyak 2 kali serta vulkanik dangkal dan tektonik jauh masing-masing juga 2 kali.

Sementara itu dalam periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Rabu (2/6/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB masih tidak teramati adanya luncuran awan panas guguran yang muncul. Hanya terpantau guguran lava yang tampak keluar dari puncak Merapi.

"Teramati 4 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya," ungkapnya.

Meski tidak ada kemunculan dari awan panas guguran atau lava dalam periode pengamatan 6 jam tersebut. Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi.

Baca Juga: Klarifikasi Fotografer Cahaya Misterius di Gunung Merapi dan 4 Berita SuaraJogja

"Untuk ada kegempaan guguran sejumlah 28 kali, lalu ada hembusan 4 kali, serta hybrid atau fase banyak sejumlah 4 kali," tuturnya.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More