SuaraJogja.id - Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) masih terus melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan virus Covid-19 yang hanya ada di Indonesia atau disebut varian lokal.
Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM dr Gunadi menjelaskan hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan apakah memang sejumlah sampel yang telah diperiksa memang termasuk dalam virus Covid-19 varian lokal.
Walaupun memang sudah dinyatakan sejumlah sampel yang di antaranya merupakan dari Cilacap itu juga bukan varian of concern atau varian yang diwaspadai secara khusus.
"Nah setelah ada hasilnya kan ternyata [sampel dari Cilacap] bukan varian delta atau varian of concern," kata Gunadi saat dihubungi awak media, Senin (7/6/2021).
Baca Juga: Pandemi Urung Usai, Kegiatan Sunmor di UGM Belum akan Dibuka
Gunadi menjelaskan hasil dari pemeriksaan sampel itu jutsru ditemukan varian Covid-19 B.1.466.2. Diketahui bahwa varian Covid-19 B.1.466.2 itulah salah satu yang tengah disebut sebagai varian lokal.
Kendati begitu pihaknya enggan untuk terburu-buru menyimpulkan bahwa varian tersebut termasuk ke dalam varian lokal Indonesia. Dikatakan Gunadi, pihaknya masih mendiskusikan kemungkinan itu dengan Kementerian Kesehatan.
"Jadi kita masih mendiskusikan itu dengan tim epidemiologi. Kemarin dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan. Kita belum menyimpulkan apakah varian itu yang berdampak pada penyebaran di Cilacap. Masih diteliti oleh Kementerian Kesehatan," ungkapnya.
Gunadi tidak memungkiri saat ada disebutkan ada tiga varian virus Covid-19 yang dianggap sebagai varian lokal di Indonesia oleh peneliti Indonesia yang ada di luar negeri.
"Dia [peneliti luar negeri] menyebutkan tiga varian yang diduga varian lokal Indonesia itu karena jumlah frekuensinya itu lebih tinggi di Indonesia yaitu B.14.66.2, B.1.470, dan B.1459," ujarnya.
Baca Juga: UGM Segera Gelar KBM Bauran, Diprioritaskan Mahasiswa DIY dan Sekitarnya
Akibat dari frekuensi di Indonesia yang menguasai lebih dari 70 persen itu atau bisa dikatakan 500 sekian sampel varian itu ditemukan di Indonesia. Sehingga dugaan varian lokal itu muncul.
Hal tersebut yang masih terus didiskusikan dengan Kementerian Kesehatan bersama dengan ahli epidemiologi. Untuk mengetahui lebih lanjut apakah benar varian tersebut mempunyai dampak terhadap penyebaran di Indonesia.
"Itu yang harus diteliti. Karena jumlah sampel di Indonesia itu katakanlah sekitar 1.800. Jumlah total seluruh dunia 1.8 juta, baru 0,1 persen. Jadi kalau mau menyimpulkan itu masih sulit. 0,1 persen dari total jumlah sampel di dunia kan masih sangat disedikit. Jadi dianggap untuk menyimpulkan itu masih harus hati-hati," bebernya.
Saat ini Gunadi menyebut masih menerima kembali beberapa sampel lagi dari Cilacap. Rencananya running pemeriksaan akan dilakukan pada minggu ini.
Selain itu pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah sampel yang dikirim dari sejumlah daerah. Tercatat ada 48 sampel yang saat ini tengah dilakukan pemeriksaan WGS di FKKMK UGM.
Dari 48 sampel yang diperiksa pada pekan ini, kata Gunadi, empat sampel di antaranya berasal dari DIY. Sementara sebagian besar lainnya berasal dari kasus sebaran Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Daftar Rekomendasi Mobil Bekas Favorit Keluarga, Kabin Lapang Harga di Bawah Rp80 Juta
-
6 Mobil Bekas Kabin Luas Bukan Toyota, Harga di Bawah Rp80 Juta Pas Buat Keluarga!
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
Terkini
-
Kulon Progo Punya 2 Motif Batik Baru: Gunungan Wayang Jadi Ikon Baru Daerah
-
Duta Pariwisata Baru, Rizky Nur Setyo dan Salma Wibowo Terpilih jadi Dimas Diajeng Kota Jogja 2025
-
Geger di Bantul! Granat Zaman Perang Ditemukan Saat Kerja Bakti, Tim Gegana Turun Tangan!
-
Proyek Tol Jogja-Solo: Penambahan Lahan 581 Bidang di Sleman dan Progres Konstruksi Sentuh 60 Persen
-
Mbah Tupon Jadi Korban Mafia Tanah: JPW Desak Polda DIY Umumkan Tersangka