SuaraJogja.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hujan yang masih kerap mengguyur wilayah DIY dalam beberapa hari terakhir diakibatkan adanya fenomena sirkulasi Eddy. Aktivitas tersebut masih akan terus terjadi selama bulan Juni ini.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta, Reni Kraningtyas saat dikonfirmasi awak media, Senin (21/6/2021).
"Hujan beberapa hari ini di wilayah DIY disebabkan karena adanya Eddy (LPA: Low Pressure Area) di sebelah barat Sumatera," kata Reni.
Hingga saat ini, dijelaskan Reni, fenomena sirkulasi Eddy atau LPA itu masih terus aktif. Kondisi tersebut memicu terjadinya konvergensi atau pertemuan arus angin di lapisan 700 mb antara angin dari barat laut dan timur laut di wilayah Jawa.
"Di samping itu indeks DMI (Dipole Mode Index) bernilai negatif (-0,5), artinya ada suplai uap air menuju pantai barat Sumatera dan Jawa," jelasnya.
Reni menuturkan suhu permukaan laut masih cukup hangat di perairan sekitar Jawa berkisar antara 28 - 30 derajat celcius. Sedangkan untuk kelembaban udara di lapisan bawah yaitu 850 mb.
Angka tersebut dinilai masih cukup tinggi yaitu lebih dari 80%, sehingga memicu masih terbentuknya awan awan hujan. Kondisi itu pula yang akhirnya membuat beberapa hari ini potensi hujan masih akan terjadi.
"Itu yang mengakibatkan hujan beberapa hari ini dan masih ada potensi hujan pada bulan Juni ini," ujarnya.
Kendati begitu Reni tidak menampik bahwa bulan Juni ini sebenarnya sudah memasuki musim kemarau. Namun memang kondisi ini masih akan terjadi sepanjang bulan.
Baca Juga: DIY Batal Lockdown, Sri Sultan: Saya Ngga Kuat Ngragati Rakyat Sak Jogja
"Betul, [bulan Juni] sudah masuk musim kemarau tapi juga bulan Juni ini masih berpotensi hujan di wilayah DIY," tuturnya.
Reni menambahkan kondisi iklim saat ini normal sampai dengan cenderung agak basah. Pihaknya juga tetap memprediksi puncak musim kemarau baru akan dirasakan pada Agustus mendatang.
"Namun puncak kemarau masih tetap ada yang kita prediksikan untuk wilayah DIY terjadi pada bulan Agustus 2021," tandasnya.
Senada Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Staklim Mlati Yogyakarta, Etik Setyaningrum menerangkan secara umum sejak bulan Mei lalu wilayah DIY sebenarnya sudah memasuki musim kemarau.
"Pada awal Juni 2021 wilayah DIY bagian utara seperti Kabupaten Sleman masih terjadi hujan tetapi masih masuk kriteria hujan rendah," ujar Etik.
Hal ini, lanjut Etik, terlihat dari hasil monitoring data curah hujan dasarian 1 Juni 2021. Berdasarkan pengamatan beberapa alat pengukur curah hujan yang tersebar di wilayah DIY, sebagian besar wilayah DIY menunjukkan curah hujan berkisar 0 - 10 mm/dasarian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Dapat Duit Gratis dari DANA? Bongkar Trik DANA Kaget, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Sleman Genjot Ekonomi Timur: Jalan Prambanan-Lemahbang Jadi Andalan, Warga Terima Sertifikat
-
Terungkap, Alasan PSIM Hancurkan Dewa United: Van Gastel Pilih Liburkan Pemain Setelah Kalah
-
Proyek Strategis Nasional (PSN) Untungkan Siapa? Jeritan Petani, Perempuan, dan Masyarakat Adat yang Terpinggirkan
-
Makan Bergizi Gratis Mandek? Guru Besar UGM: Lebih Baik Ditinjau Ulang