Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 31 Agustus 2021 | 18:50 WIB
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman Ery Widaryana (kanan) dan Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo (kiri) memberi keterangan kepada awak media, Kamis (10/6/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Percepatan vaksinasi Covid-19 bagi pelajar terus diupayakan oleh Pemkab Sleman, hal tersebut terkait erat dengan persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.

Kekinian, Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman menargetkan vaksinasi pelajar, khususnya jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) selesai dilakukan pada 12 September 2021.

Kepala Disdik Sleman Ery Widaryana mengungkapkan, total masih ada 3.400 siswa SMP yang masih harus divaksin. Jumlah tersebut merupakan akumulasi pelajar yang diperkirakan terpapar Covid-19, menjadi penyintas. Namun untuk mendapat suntikan vaksin, mereka belum memenuhi waktu 3 bulan [setelah dinyatakan sembuh].

"Faktor lainnya, saat mendapatkan jadwal suntik vaksin mereka tidak hadir; tidak diizinkan orang tua untuk vaksin. Data jumlah pelajar yang belum divaksin ini akan terus kami gali, hingga pada saatnya nanti akan kami fasilitasi untuk dapat vaksin," ujarnya, Selasa (31/8/2021).

Baca Juga: Kocak! Hari Pertama Sekolah Tatap Muka, Guru Bikin Mahakarya di Rambut Murid Cowok

Sementara itu, untuk pelajar Madrasah, data dan upaya vaksinasi dikelola oleh Kemenag. Sedangkan pelajar jenjang Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan menjadi wewenang Balai Pendidikan Menengah.

Melansir data yang ia miliki, jumlah siswa SMP di Sleman sebanyak 39.495 orang dari 119 sekolah. Dalam persentase, ada 52,54% pelajar sudah divaksin.

Ia menambahkan, pihaknya telah mengatur jadwal khusus berbasis wilayah kapanewon untuk menggelar vaksinasi Covid-19 bagi pelajar.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman Ery Widaryana - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

"Untuk mengejar vaksinasi, mulai 6 - 12 September sudah kami jadwal dan sekolahnya," urainya.

Dalam pekan ini misalnya, 2 September 2021 akan ada 1.138 pelajar akan divaksin, di kapanewon Ngaglik. Vaksinasi ini diperuntukkan bagi pelajar sekolah di Ngaglik.

Baca Juga: Mulai PTM, Epidemiolog UGM: Jangan Hanya Patuh Prokes di Sekolah

Pada 3 September 2021 ada 1.331 pelajar di kapanewon Moyudan dan sekitarnya akan divaksin. Pada 4 September, vaksinasi akan diberikan kepada 1.299 pelajar di Berbah dan sekitarnya. Nantinya, 5 September akan digelar vaksinasi bagi 1.368 pelajar di Mlati dan sekitarnya.

Disdik Sleman akan melanjutkan vaksinasi pada 6 September bagi 1.604 pelajar di Sleman dan sekitarnya. Bagi 1.514 pelajar di Tempel akan diberikan suntikan vaksin pada 7 September. Sedangkan pada 8 September, Pemkab akan memberi vaksin bagi 1.288 siswa di Kapanewon Turi dan sekitarnya.

vaksinasi Covid-19 dilanjutkan kembali pada 9 September bagi 1.586 siswa di Ngemplak, Cangkringan dan sekitarnya. Lalu pada 10 September akan ada pemberian vaksin Covid-19 bagi pelajar di Minggir sebanyak 1.113 orang.

Pada 11 September ada 1.749 pelajar di Prambanan menerima vaksin Covid-19. Terakhir, vaksin kembali diberikan kepada pelajar di Prambanan dan sekitarnya, sebanyak 1.301 pelajar, pada 12 September 2021.

Di kesempatan itu, Ery menyinggung pula vaksinasi bagi guru dan tenaga kependidikan (tendik).

Ia merinci, dari total 2.981 guru SMP, sudah ada 2.755 atau 92% di antaranya sudah divaksin. Untuk Tenaga Kependidikan, Tata Usaha dari jumlah 831 orang, sebanyak 91% sudah divaksin.

Di jenjang Sekolah Dasar (SD), dari 510 sekolah ada 2 sekolah yang hingga kini masih belum mengumpulkan laporan progres vaksinasi Covid-19 pelajar dan guru, maupun tendik mereka.

Vaksinasi Covid-19 menyasar pelajar di lima sekolah di SMP Negeri 4 Sleman, Selasa (31/8/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Namun, di Disdik Sleman tercatat dari 6.369 guru SD, sebanyak 93% di antaranya sudah divaksin. Untuk tendik, ada sekitar 90% yang sudah menerima vaksin.

Jenjang TK, PAUD formal, dari 509 sekolah dengan total 2.466 orang guru, ada 2.213 yang sudah disuntik vaksin atau 94%. Sementara di jajaran Tendik, dari total 466 orang sudah ada 387 yang divaksin.

Data di tingkatan KB, TPA, SPS atau lembaga non formal lainnya, dari 606 lembaga dengan 2.564 guru, sebanyak 2.362 atau 93% di antaranya sudah disuntik vaksin. Sedangkan dari total 335 tendik, ada 296 atau 88% yang sudah divaksin.

"Di kalangan guru dan tendik, mereka yang belum menerima vaksin dikarenakan tidak lolos skrining komorbid. Yang lainnya, karena terpapar Covid-19 dan belum tiga bulan untuk menerima vaksin. Kami dorong terus," ujarnya.

Disdik menargetkan semua pelajar dapat tervaksin. Sementara bagi siswa SD berusia 12 tahun ke atas yang belum mendapatkan suntikan vaksin, tercatat ada 1.050 orang.

"Rencana kami, vaksinasi mereka akan kami gabungkan dengan SMP, kalau belum divaksin," ucapnya.

SOP Tatap Muka, Ada Jeda Satu Jam

Dalam persiapan tatap muka, bukan hanya vaksinasi yang digeber oleh Pemkab Sleman, melainkan juga persiapan infrastruktur terus dikebut.

"Baik sarana cuci tangan air mengalir, kaitan alur kedatangan, kepulangan siswa, SOP KBM, kami sudah siapkan pula video contoh pembelajaran," terang Ery.

Nantinya, siswa akan menempati ruangan dengan kapasitas 50% dalam satu kali pembelajaran. Jarak waktu antar shift atau giliran masuk sekolah, akan diberikan jeda waktu selama satu sampai dua jam.

"Tujuannya agar siswa dari shift 1 dan shift 2 tidak bertemu dan berkerumun di sekolah," jelasnya.

Siswa SD hanya akan belajar maksimal 2 jam sehari sedangkan SMP maksimal 3 jam dalam sehari, selama pembelajaran tatap muka.

"Akan dievaluasi terus sembari melihat situasi kondisi. Namun setidaknya adanya vaksinasi setidaknya melindungi guru, siswa, kekebalan imunitas. Persiapan kami terus dilakukan," tutur dia.

Kendati terus bersiap menuju tatap muka, Pemkab Sleman masih menunggu kebijakan daerah perihal jadwal diperbolehkannya tatap muka.

"Begitu diizinkan, kami buka," terangnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sleman Kunto Riyadi menuturkan, pembelajaran tatap muka maupun aktivitas lainnya di Sleman akan lebih dahulu melihat penurunan level PPKM.

"Kalau sudah diperbolehkan [tatap muka] tetap dicermati, agar semua aman. Walau kasus Covid-19 fluktuatif, tapi mulai ada penurunan," ungkapnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More