Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 02 September 2021 | 15:41 WIB
Ilustrasi petani muda. [Ema Rohimah / SuaraJogja.id]

Dewa yang masih terus berkecimpung di dunia pertanian juga masih mendapatkan penghasilan tambahan dari pekerjaannya itu. Di samping sebagian dana yang telah digunakan untuk membeli tanahnya sendiri tadi.

Ia memilih untuk menabung penghasilan yang didapatkan dari bertani. Selain agar bisa dimanfaatkan bagi masa depannya sendiri, juga kadang akan digunakan untuk perawatan atau perbaikan mesin-mesin pertanian yang ia miliki.

"Alhamdulillah masih ada sisa (uang dari membeli lahan) lalu saya buat tabungan, bisa untuk modal ganti mesin juga kalau misal ada kerusakan," tuturnya. 

Dikatakan Dewa, mesin pertanian yang ia gunakan selama ini ada yang merupakan bantuan dari beberapa pihak terkait. Namun ada juga yang akhirnya ia beli sendiri setelah mendapatkan hasil dari bertani tadi.

Baca Juga: Jadwal Padat Liga 1, PSS Sleman Sebut Rotasi Pemain Jadi Kunci

Petani muda di Kabupaten Sleman Maulana Pratama Dewa. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Salah satunya kultivator yang telah menemaninya sejak kecil. Dulu, kata Dewa, mesin itu hanyalah bantuan saja. Namun setelah mendapatkan hasil dari menjadi petani mesin itu akhirnya dibeli dan hingga saat ini masih digunakan.

"Mesin (kultivator) itu teman saya dari kecil dari SMP kelas 1 dulu bantuan lalu saya beli," tuturnya.

Tidak hanya berfokus kepada bidang pertanian miliknya saja. Dewa ikut berkontribusi di lingkungan masyarakat dengan membelikan dua buah sprayer yang digunakan untuk sterilisasi Covid-19 dengan penyemprotan desinfektan.

"Saya juga beli semprotan untuk desinfektan Covid-19 ada dua buah, biasa digunakan untuk masyarakat sini untuk nyemprot itu secara rutin. Pompa untuk menyemprot tanaman juga ada. Itu semua dari hasil tani," terangnya.

Mengenai komoditas yang ditanam dan paling menguntungkan sejauh ini masih bawang merah. Dengan sekali panen yang bisa mencapai puluhan ton keuntungan yang didapat pun lebih banyak ketimbang komoditas lain.

Baca Juga: PSS Sleman vs Persija Jakarta: Super Elja Siap Bungkam Macan Kemayoran

"Satu kilogram bawang merah konsumsi itu sekitar Rp20 ribu-Rp25 ribu, itu sudah bagus. Kalau buat benih sekitar Rp40-Rp50 per kilogramnya. Bawang merah memang masih lebih menguntungkan," sebutnya.

Walaupun memang dalam bertani, Dewa tidak hanya menanam bawang merah saja. Melainkan ada komoditas lain juga yang ditanam, semisal cabai, terong dan lain sebagainya.

Dewa sendiri saat ini memiliki sebanyak 15 petak sawah yang lokasinya berpencar-pencar. Jika dijumlahkan secara keseluruhan total luasan lahan yang ia punya mencapai 20 hektare. 

"Menjadi petani itu menjamin juga kok. Menurut saya lebih menarik petani daripada yang lain. Soalnya petani itu tidak ada yang bisa memecat. Kalau pecat ya yang lain tidak bisa makan," tegasnya.

Menurut Dewa, menjadi petani adalah pekerjaan yang menyenangkan. Sebab menjadi petani juga bisa terus berkembang dengan menambah pengetahuan dari petani-petani lain yang sudah lebih senior.

"Jadi petani itu enak mas. Kalau di sawah kan bisa melihat pemandangan dan ada yang bapak-bapak terus kita tanya mau nanem apa dan bagaimana. Bisa menambah ilmu juga. Berbagi ilmu juga dengan para petani yang lebih sepuh atau senior," tuturnya. 

Load More