SuaraJogja.id - Kepercayaan terhadap mitos mungkin memang tak masuk akal bagi sebagian besar kalangan masyarakat, apalagi sekarang sudah 2021. Namun, keyakinan warga lokal yang masih dipelihara--mungkin puluhan, atau ratusan tahun--menjadikan suatu daerah punya keunikan tersendiri. Contohnya Perempatan Palbapang.
Lekat dengan legenda Bantul, Ki Ageng Mangir juga merupakan tokoh di balik asal-usul Palbapang. Ia merupakan musuh sekaligus menantu raja pertama Kerajaan Mataram, Panembahan Senopati.
Kala itu, Ki Ageng Mangir berjalan dari Mangir ke timur menuju Mataram. Namun sesampainya di sebuah desa, ia mendengar bisikan dari tombak sakti Kiai Baru Klinthing yang memintanya untuk membatalkan perjalanan ke mataram.
Bila Ki Ageng Mangir bersikeras melanjutkan perjalanan, nyawanya di-pal [dipastikan] akan melayang. Walapun sudah diperingatkan, niat Ki Ageng Mangir untuk ke Mataram tak surut. Ia tetap melanjutkan perjalanan.
Baca Juga: Ke Candi Prambanan sama Pacar Bikin Putus Cinta? Berani Buktikan Mitos?
Namun sebelum beranjak meninggalkan desa itu, ia sempat menamai desa tersebut "Palbapang", yang berasal dari kata pal atau ngepal. Di tengah perjalanan, rombongan berhenti untuk istirahat. Saat itu, Ki Ageng Mangir teringat akan bisikan pusakanya. Ia sadar, Panembahan Senopati adalah musuhnya, tapi di sisi lain, dirinya menyadari, sebagai menantu, ia harus berbakti pada sang mertua.
Suasana hati Ki Ageng Mangir seketika ngemban mentul, atau bimbang, yang konon menjadi asal-usul tempatnya beristirahat itu kelak bernama "Bantul". Meskipun bimbang, perjalanan tetap diteruskan, dan benar saja seperti yang dibisikkan tombak saktinya, begitu bertemu Panembahan Senopati, saat bersimpuh menyembah tanda penghormatan, kepalanya dibenturkan ke kursi singgasana oleh sang mertua hingga ia tewas seketika.
Lokasi Perempatan Palbapang
Sama seperti namanya, Perempatan Palbapang terletak di Kalurahan [desa] Palbapang, Kapanewon [kecamatan] Bantul, Kabupaten Bantul. Perempatan ini menghubungkan Jalan KH Wahid Hasyim di utara, Jalan Samas di selatan, Jalan Srandakan di barat, dan Jalan Sultan Agung di timur.
Berjarak sekitar 16 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, Perempatan Palbapang terhitung masih satu garis lurus dengan salah satu jalan penghubung Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, yakni Jalan Bantul.
Baca Juga: Tak Heran Obama Lahap, Mie Lethek Kuliner Ndeso Khas Bantul Ternyata Seistimewa Ini
Lokasinya pun bisa dibilang cukup strategis dan tak jauh dari pusat kota. Di dekat Perempatan Palbapang, ada Rumah Sakit Khusus Paru Respira. Selain itu, tak jauh dari Perempatan Palbapang ke arah utara, pengendara yang hendak menuju pusat kota akan melewati Puskesmas Bantul 1 dan Koramil Bantul.
Lantas tak jarang, Perempatan Palbapang dilewati berbagai kendaraan dan sehari-hari memang cukup ramai. Namun, dengan letaknya yang sestrategis itu, ternyata Perempatan Palbapang bisa menjadi momok bagi orang-orang dengan kondisi tertentu.
Orang Sakit hingga Pengantin: Mitos Perempatan Palbapang
Di sinilah si mitos berperan besar. Bahkan bukan cuma warga lokal Palbapang, mitos ini menyebar ke hampir seluruh Bantul dan sekitar Yogyakarta. Mereka percaya, ada kekuatan mistis yang bisa memperburuk kondisinya jika melewati Perempatan Palbapang dalam keadaan sakit.
Sesepuh Palbapang juga percaya, perempatan keramat itu seakan punya petugas sekuriti, atau penjaga, yang terkadang jahil menganggu orang lewat, terlebih yang tidak menjaga perilaku.
Saking besarnya kekuatan gaib yang diyakini di Perempatan Palbapang, berkembang cerita tentang pembangunan rumah sakit paru di sana yang sempat tersendat gara-gara kesulitan menanam paku bumi. Seolah-olah ada karet di tanah itu yang membuat paku bumi terasa mental.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Enam Korban Tewas Kecelakaan Maut di Breksi Dimakamkan Sabtu ini di Pemakaman Daraman
-
Mengenal Tradisi Jamasan Benda Pusaka Tombak Kyai Agnya Murni Pemberian Sri Sultan HB X
-
Bupati Bantul Optimistis Target Vaksinasi Tercapai Sebelum Akhir Tahun
-
Setelah Penemuan Wajan Raksasa, Kini Muncul Rantai Raksasa di Pajangan Bantul
-
Sriharjo Rawan Bencana Alam, Bupati Bantul Tanami Pohon sebagai Antisipasi
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia