Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 20 September 2021 | 19:20 WIB
Tangkapan layar cuitan Wadas Melawan soal aktivitas aparat di Desa Wadas, Senin (20/9/2021). - (Twitter/@Wadas_Melawan)

SuaraJogja.id - Polemik penambangan material di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, belum usai. Sejumlah warga masih kerap berjaga-jaga dan tak jarang didatangi aparat. Senin (20/9/2021) pagi, sejumlah aparat sempat mendatangi desa setempat.

Aktivitas aparat itu dibagikan oleh @Wadas_Melawan di akun Twitternya. Sejumlah aparat polisi dengan mengendarai motor dan juga mobil mendatangi wilayah desa tersebut.

"Kabar garis depan. Pagi ini aparat kepolisian yang mendatangi Desa Wadas, beberapa personil ada bersenjata lengkap," tulis akun itu.

Pihaknya juga menanyakan tujuan kedatangan jajaran aparat itu, tetapi diketahui mereka hanya berpatroli biasa.

Baca Juga: Sudah Terima Laporan Teror Kantor LBH Jogja, Polisi Periksa 3 Saksi

Kuasa Hukum Warga Wadas dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Julian Dwi Prasetia, membenarkan adanya aktivitas tersebut.

"Benar sekitar pukul 11.00 WIB tadi warga didatangi oleh beberapa aparat bersenjata lengkap," ujar Julian dihubungi SuaraJogja.id, Senin.

Ia tak mengetahui pasti tujuan dan motif aparat datang ke desa setempat. Namun dengan bersenjata lengkap, hal itu menurutnya terlalu berlebihan.

"Tapi saya pikir hal itu cukup berlebihan datang ke desa, lengkap membawa senjata seperti itu," ujar dia.

Ia menjelaskan beberapa waktu lalu, warga Wadas sudah melayangkan gugatan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terkait Izin Penetapan Lingkungan (IPL) untuk pembangunan Bendungan Bener yang akan menggunakan material batu andesit di desa Wadas. Namun PTUN Semarang menolak.

Baca Juga: Diduga Jadi Sasaran Teror Bom Molotov, LBH Jogja Sebut Ada Kaitan dengan Kasus Struktural

Usai penolakan itu, warga bersikukuh untuk mempertahankan wilayahnya dari penambangan. Sebab dampaknya akan merugikan seluruh warga yang berprofesi petani di sana.

"Warga tetap menolak, bahkan saat ini makin semangat untuk mempertahankan tanah miliknya dari penambangan," terang Julian.

Kedatangan aparat dengan senjata lengkap, kata Julian tentu membuat khawatir warga. Sehingga hal ini membuat sebagian warga berusaha untuk tetap berjaga.

"Sampai ibu-ibu hari ini ikut berjaga di hutan Wadas," terang dia.

Sebelumnya, warga Wadas sempat bentrok dengan aparat saat menggelar aksi doa bersama di desa setempat, Jumat (23/4/2021). Pada waktu yang sama pihak penambang bersama aparat akan memasang patok penambangan batu andesit.

Kegiatan itu berubah ricuh ketika aparat merangsek masuk. Beberapa warga dan solidaritas mahasiswa terpaksa ditangkap. Tak hanya itu, dalam kericuhan aparat juga melepaskan gas air mata.

Load More