Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 22 September 2021 | 15:17 WIB
Mary Jane peringati Hari Kartini di LP Kelas IIA Yogyakarta, (21/4). (Antara/Yeyen)

"Tidak pernah berbuat onar, tapi memang kalau moodnya gak stabil sering berusaha menyakiti diri, dia bilang, toh juga nanti mati, tapi setelah kami dampingi psikis dan spiritualnya dia tenang lagi," papar Ade. 

Pendamping blok Mary Jane Sri Kurniasih mengaku, belakangan, jika hati Mary Jane sedang gelisah, ia mengatakan kepada teman-temannya agar tidak terjadi salah paham. Mary Jane lebih memilih untuk sendiri. 

"Kalau lagi emosi, Mary Jane meminta teman-temannya untuk tidak mengganggunya," kata Sri.

Sementara disinggung mengenai perkembangan kasusnya, Ade menyebutkan Mary Jane diketahui tengah mengupayakan untuk mengajukan atau mengusulkan kembali grasi ke Presiden.

Baca Juga: Heboh Gerombolan Ikan Teri Serbu Pantai Selatan Yogyakarta, Ada Apa?

"Soal dikabulkannya oleh presiden masih belum tahu," terangnya.

Perjalanan kasus Mary Jane

Kasus Mary Jane pertama kali mencuat setelah ia mendapat tawaran dari seorang bernama Maria Kristina Sergio untuk menjadi pembantu rumah tangga di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2010 lalu.

Tetapi belakangan rencana itu batal karena pekerjaan yang ditawarkan tidak ada. Gantinya ia dimita untuk pergi ke Yogyakarta, Indonesia.

Maria meminta Mary Jane berangkat ke kota gudeg dengan membawa serta koper baru dan uang senilai 500 dollar US.

Baca Juga: Terima 28 Ribu Dosis Moderna, Dinkes Kota Yogyakarta masih Jadwalkan Distribusinya

Tanpa menaruh curiga, Mary Jane kemudian berangkat ke Indonesia menaiki pesawat Air Asia dari Kuala Lumpur pada 25 April 2010.

Load More