SuaraJogja.id - Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DI Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono mengungkapkan adanya kenaikan okupansi atau keterisian kamar hotel sejak pemerintah melonggarkan PPKM. Kenaikan mencapai 15-40 persen.
"Harapannya di level 2 (PPKM) ini angka itu bisa merangkak naik," ungkap Deddy usai konferensi pers di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (21/10/2021).
Dibanding sebelum adanya pelonggaran, okupansi hotel berada di angka 0-10 persen saja. Jumlah itu bertahan hampir 2 tahun lamanya.
Pihaknya merinci, bahwa kenaikan okupansi terbagi dua kategori. Untuk penginapan atau hotel berbintang 3-5 ada kenaikan hingga 40 persen bahkan lebih.
"Nah kenaikan itu kan menyusul menteri bahkan presiden Joko Widodo kemarin yang datang ke Malioboro ikut mendongkrak pendapatan di sektor hotel. Banyak protokoler dan juga menteri melakukan rapat di hotel bintang 5," kata dia.
Sementara yang hotel bintang dua ke bawah, kata Deddy, pendapatan belum berjalan begitu baik. Baru sekitar 15-20 persen saja pada hari biasa.
"Kalau di akhir pekan, angkanya lebih naik bisa 20-40 persen," ujar dia.
Deddy mengatakan meski ada kenaikan angka okupansi, hal itu belum membuat perekonomian di bidang perhotelan stabil. Pengelola dan pelaku usaha penginapan masih menunggu momen kondisi wisata kembali normal.
"Maka dari itu kami berharap semua wisata di Jogja ini dibuka kembali dengan protokol kesehatan. Kalau tidak dibuka kondisi itu akan stagnan. Memang naik tapi angka hanya bertahan (15-40 persen)," terang dia.
Baca Juga: Ada Maladministrasi, ARDY Desak Gubernur DIY Cabut Pergub Nomor 1 Tahun 2021
Lebih lanjut, PHRI memastikan kepada wisatswan yang akan menginap di hotel wilayah DIY tak perlu khawatir. Pasalnya 60 persen hotel, sudah melengkapi dan memiliki QR Barcode untuk pemindai aplikasi pedulilindungi.
"Dari 289 anggota sudah 60 persen memiliki QR barcode. Sehingga wisatawan yang menginap tetap aman. Tapi kami harap wisatawan juga sudah divaksin," katanya.
Selain QR Barcode, 90 persen hotel yang tergabung di PHRI sudah mengantongi sertifikat CHSE.
"Ini juga menjadi syarat (CHSE) dan tinggal 10 persen yang belum memiliki sertifikat itu. Maka kami juga mendorong agar semua pengelola hotel dan juga restoran segera memiliki," kata Deddy.
Berita Terkait
-
Mulai Terima Wisatawan, PHRI DIY: 60 Persen Hotel dan Restoran Sudah Kantongi QR Barcode
-
Pengaruhi Masa Kunjungan Wisatawan, PHRI DIY Minta Satu Destinasi Wisata Pantai Dibuka
-
PHRI DIY Sebut 198 Hotel dan Restoran Sudah Pakai PeduliLindungi, Sisanya Tunggu Barcode
-
Wisata Boleh Dibuka jika 80 Persen Warga Sudah Tervaksin, PHRI DIY Minta Kepastian
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Rekor Dunia, Yogyakarta Ubah Budaya Lewat Aksi 10 Ribu Penabung Sampah
-
Wisata Premium di Kotabaru Dimulai! Pasar Raya Padmanaba Jadi Langkah Awal Kebangkitan Kawasan
-
Gunung Merapi Muntahkan Dua Kali Awan Panas dan Ratusan Lava Sepekan Terakhir
-
Geger SPBU Gito Gati Dicurigai Jual Pertamax Tercampur Solar, Pertamina Angkat Bicara
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman