Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Rabu, 27 Oktober 2021 | 16:40 WIB
Lurah Guwosari Masduji Rahmat (ketiga dari kiri) menerima bantuan beasiswa secara simbolis dari perwakilan universitas swasta di Bantul, Rabu (27/10/2021). - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Angka kemiskinan di Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul cukup tinggi. Untuk itu, bagi warga Guwosari yang ingin melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi namun terbentur biaya akan mendapat beasiswa.

Lurah Guwosari Masduji Rahmat menjelaskan, beasiswa diberikan kepada warga yang memang ingin benar-benar kuliah. Pihaknya telah menjalin kerja sama dengan salah satu universitas swasta yang ada di Bantul.

"Mereka bakal kuliah gratis dan mendapat beasiswa dari kami. Beasiswa yang diberikan bisa bersumber dari APBDes," kata Masduji kepada SuaraJogja.id pada Rabu (27/10/2021).

Adapun jurusan yang digemari yakni ekonomi, akutansi, keguruan, maupun kesehatan. Harapannya dengan kuliah, mereka dapat memperbaiki taraf hidup menjadi lebih baik.

Baca Juga: Enam Warga SMKN 1 Sedayu Positif Covid-19, Camat: Rantai Penularan Ketujuh

"Jadi dengan mengubah pola kehidupan mereka diharapkan bisa memutus rantai kemiskinan," ujarnya.

Program ini sudah berjalan selama tiga tahun terakhir. Selama tiga tahun itu, total sudah ada 24 warga Guwosari yang diberi beasiswa.

"Tahun ini adalah angkatan yang ketiga sebanyak 12 calon mahasiswa. Pada 2020 kemarin ada tujuh orang dan pada 2019 ada lima orang," katanya.

Pada 2019, lanjutnya, ada 10 orang yang mendaftar kuliah. Namun, setelah masuk kuliah, ada yang berhenti di tengah jalan. Sehingga memang diperlukan komitmen.

"Karena kalau enggak ada komitmen untuk belajar, artinya di dalamnya dirinya tidak ada tekad yang kuat. Selain itu dukungan orang tua juga harus ada. Hal itu yang jadi penting," terang dia.

Baca Juga: Patungan Sekampung, Warga Manding Sulap Mobil Bekas Jadi Ambulans

Ke depannya jika mereka sudah mendapat gelar sarjana diminta untuk ikut membangun Guwosari. Sebab, menurutnya, potensi SDM yang unggul selalu meninggalkan desa karena tidak ada komitmen.

"Setelah dapat ilmu bisa berkontribusi membangun desa. Salah satu caranya melalui lembaga kemasyarakatan atau melalui ilmu yang sudah didapat," tuturnya.

"Dua angkatan yang sudah dapat beasiswa kami minta untuk membantu pendataan profile desa dan input vaksin, selalu dilibatkan. Sehingga ada simbiosis mutualisme," imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga memberi bantuan uang kepada siswa yang tidak bisa membayar sekolah. Akibatnya, masih ada sejumlah ijazah siswa SMP ataupun SMA di Guwosari yang tertahan di sekolah.

"Istiliah kami bantu mereka untuk menebus ijazahnya yang tertahan di sekolah melalui dana swadaya kalurahan," ujar dia.

Load More