SuaraJogja.id - Penularan COVID-19 di SDN 1 Sukoharjo, SMKN 1 Sedayu serta MAN 1 di Bantul akibat klaster takziah semakin meluas. Bahkan akibat salah satu guru salah satu madrasah yang nekat mengajar meski sudah dinyatakan positif COVID-19, belasan peserta didik akhirnya tertular virus.
Untuk mengantisipasi semakin meluasnya penularan virus, Pemda DIY meminta seluruh sekolah di Kapanewon Sedayu untuk ditutup sementara. Semua siswa pun kembali mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) alih-alih Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
"Untuk SMA/SMK ada empat sekolah yang kita minta ditutup sementara di kapanewon sedayu dan siswa belajar di rumah," ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (disdikpora) DIY, Didik Wardaya di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (08/11/2021).
Selain SMA/SMK, Didik meminta Dikpora Bantul juga menutup sekolah-sekolah lan sekitar Kapanewon Sedayu. Sebab sekolah-sekolah tersebut saling berdekatan sehingga berpotensi menularkan COVID-19.
Baca Juga: Kasus Napi Ngaku Disiksa di Lapas, Kakanwil Kemenkuham DIY Penuhi Panggilan Komnas HAM
Menurut Didik, penutupan sekolah di Kapanewon tersebut dilakukan sejak seminggu terakhir. Penutupan dilakukan selama 14 hari sembar menunggu hasil tracing klaster tersebut.
"Kalau dari hasil evaluasi tersebut memungkinkan untuk ptm ya kita buka, kalau tidak ya tetap daring. Sekolah-sekolah yang masuk aglomerasi [penularan covid-19] harus tetap daring," ujarnya.
Didik menambahkan, dari hasil tracing siswa yang terpapar, hampir semua Orang Tanpa Gejala (OTG). Sebab sebagian besar siswa SMA/SMK di kapanewon tersebut sudah mendapatkan vaksinasi.
Karenanya Didik meminta gugus tugas di sekolah-sekolah bisa bekerja lebih efektif. Satgas penebalan nakes dan mitigasi hulu juga diminta membantu edukasi sekolah.
Kepala Sekolah diminta tegas pada guru untuk memperhatikan aturan prokes dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kalau mereka positif COVID-19 maka wajib mengajar daring, bukan sebaliknya malah nekat mengajar luring.
Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi Ancam Warga, Ini Langkah Antisipasi Pemda DIY
"Di sekolah juga kita bentuk agen-agen perubahan perilaku anak-anak untuk mengingatkan sesama temannya bagaimana menjalankan prokes," ujarnya.
Ditambahkan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, Pemkab meminta dinas kesehatan (dinkes) untuk menyisir kembali sekolah-sekolah di kabupaten tersebut. Hal itu untuk mengetahui kemungkinan munculnya klaster-klaster baru.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Update Klaster Takziah: Guru MAN 1 Bantul dan Guru TPA di Sanden Jalani Tracing
-
Penularan Klaster Takziah Sedayu Sampai ke Sleman, Berikut Sebarannya
-
Klaster Takziah di Sedayu Merembet ke Tiga Kabupaten, Puluhan Siswa Positif Covid-19
-
Tolak Pemakaman Jenazah Secara Protokol Kesehatan, Muncul Klaster Takziah di Sedayu Bantul
Tag
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Murah Tipe SUV Mei 2025: Harga Setara Motor, Pajak Murah, Perawatan Mudah
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
Pilihan
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
-
Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
Terkini
-
Sleman Siapkan Tempat Sampah Raksasa, Bupati: Mampu Tampung Seluruh Sampah DIY
-
Terinspirasi Kisah Nyata! Film Horor 'Dasim' Bongkar Cara Jin Dasim Hancurkan Rumah Tangga
-
Rahasia Dapat Saldo Gratis Rp200 Ribu dari DANA Kaget: Ini Link Aktif untuk Diklaim
-
Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
-
BRI Dorong UMKM dan Energi Hijau dengan Prinsip ESG, Portofolio Rp796 T Hingga Akhir Kuartal I 2025