SuaraJogja.id - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Sleman meminta pemerintah kapanewon dan kalurahan membantu warga mereka, dalam tertib akta kematian.
Kepala Disdukcapil Sleman Susmiyarto menjelaskan, mengutip Badan Pusat Statistik, ia menyebut ada sekitar 15.000 peristiwa kematian di Kabupaten Sleman. Namun hanya sebanyak 12.000 kematian yang terlaporkan.
Tanpa menyebut penyebab pasti soal 3.000 data kematian tak terlaporkan tadi, menurutnya ketertiban warga atas penerbitan akta kematian masih tergolong lebih rendah ketimbang akta kelahiran.
"Lalu dari data tadi, kami breakdown ke kapanewon, kalurahan. Kami minta kalurahan membantu masyarakat yang [anggota keluarganya] meninggal tapi belum mendata kematian. Maka kami istilah percepatan layanan akta kematian," ungkapnya, Sabtu (27/11/2021).
Ia melihat, program percepatan layanan akta kematian sudah berjalan baik. Bahkan diperkirakan angka kematian tak terlaporkan sudah berkurang. Susmiyarto juga mengklaim bahwa data terus diperbarui. Data kematian yang dipublikasikan oleh instansinya, ada dalam data agregat.
"Iya, update terus," terangnya.
Data kependudukan yang sudah terbarui, tak dilaporkan kepada OPD atau instansi tertentu. Namun, ketika instansi tersebut yang memintanya barulah Disdukcapil Sleman akan melayani, imbuhnya.
"Jadi prinsip kami penyedia data, data kami itu data yang dilaporkan," kata dia.
"Makanya kalau bulan ini ditanya berapa jumlah kelahiran? saya jawab kelahiran kematian yang tercatat di kami sekian. Kalau kejadian tidak dilaporkan kan tidak tahu. Yang di luar tidak tercatat saya tidak tahu," terangnya.
Baca Juga: Winger PSS Sleman Irkham Mila Siap Tempur Hadapi Persita
Berikut Data Kematian Kabupaten Sleman di Laman Terpublikasi
Sementara itu, dalam laman dukcapil.slemankab.go.id pada fitur publikasi data agregat kependudukan, terdapat data Rekapitulasi Data Kependudukan Per Kecamatan dan Jenis KeIamin Kabupaten Sleman Semester I Tahun 2021.
Angka yang berada di dalam tabel-tabel tersedia, bersumber dari Data kependudukan hasil konsolidasi dan pembersihan data oleh Kementerian Dalam Negeri Semester I Tahun 2021.
Terdata di sana, Kabupaten Sleman total ada 1.087.339 jiwa penduduk, dengan rincian ada 539.000 laki-laki dan 548.339 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak ada di Kapanewon Depok dengan angka 123.853 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah di Cangkringan sebanyak 31.802 jiwa.
Saat merinci di halaman berikutnya, terlihat ada sejumlah rekapitulasi lain yang masih terkait. Misalnya saja Rekapitulasi Data Kependudukan Per Kecamatan dan Jenis Kelamin; Data Kepala Keluarga (KK) Per Kecamatan dan Jenis Kelamin; Data Kependudukan Menurut Pendidikan, Data Menurut Agama; Menurut Kelompok Umur; Status Perkawinan; Jenis Pekerjaan; Data Kependudukan Menurut Wajib KTP, serta Rekapitulasi Data Kependudukan Menurut Wajib KIA.
Kesemuanya merupakan penghitungan berbasis rentang waktu semester pertama 2021. Hingga halaman akhir dokumen publikasi data agregat dibuka, tidak ada data kematian yang terpublikasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
24 Jam di Malioboro Tanpa Kendaraan: Wali Kota Pantau Langsung, Evaluasi Ketat Menuju Pedestrian Permanen
-
Target Ambisius Bantul, Kemiskinan Bakal Hilang di 2026, Ini Strateginya
-
Setelah Musala Al-Khoziny Ambruk: Saatnya Evaluasi Total Bangunan Sekolah & Ponpes, Ini Kata Ahli UGM
-
Kabar Baik Petani Sleman: Penutupan Selokan Cuma 5 Tahun Sekali! Ini Kata Bupati
-
DIY Kena Pangkas Anggaran Rp170 Miliar! Begini Strategi Pemda Selamatkan APBD