Sementara itu Dosen Sosiologi Fisipol UGM, Wahyu Kustiningsih menuturkan bahwa ada penyebab munculnya klitih khususnya di Jogja yang melibatkan anak-anak remaja. Salah satu yang disoroti adalah terkait dengan semakin terbatasnya ruang publik sebagai arena ekspresi.
“Jadi, ruang yang sudah berkurang semakin berkurang lagi saat ini orang pun akan semakin jauh dari masyarakat. Membentuk dunianya yang semakin terasing dari masyarakatnya karena mereka sudah asyik dengan komunitasnya yang bisa terhubung secara virtual dan sebagainya. Artinya peluang-peluang dari anak muda ini harus diperhatikan agar mereka bisa berinteraksi dan sebagainya guna bisa mengurangi kecenderungan melakukan aktivitas-aktivitas seperti klithih," kata Wahyu dalam keterangan tertulisnya.
Terlebih perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat di era pandemi Covid-19. Hal itu kemudian berimplikasi pada konsumsi dan produksi serta munculnya sifat invidualisme yang sangat tinggi.
“Ini tentunya juga berlaku bagaimana mereka berelasi sosial, artinya tidak heran jika mereka kemudian melihat fenomena klithih bukan menjadi bagian dari tugasnya. Bisa jadi seperti itu karena individualisme tinggi," paparnya.
Baca Juga: Sosiolog UGM: Istilah Soal Klitih Tidak Penting, Lebih Baik Diagonis Problemnya
Oleh karena itu, kata Wahyu, tantangan kedepan adalah bisa kembali menciptakan komunalitas di masyarakat. Guna meningkatkan partisipasi sesama warga khususnya anak-anak muda.
Ia mencontohkan dengan kegiatan Poskamling yang memang pada masa pandemi sudah sangat berkurang jauh. Hal itu bisa kemudian diaktifkan kembali dengan merangkul anak-anak muda yang suka nongkrong.
Sehingga energi-energi itu bisa disalurkan pada aktivitas untuk menjaga keamanan lingkungan. Ditambah juga dengan peran para sesepuh masyarakat yang bisa secara informal menyampaikan program-program bagus terkait pembangunan lingkungan atau desa.
“Jadi, banyak cara yang bisa dilakukan dengan memperkuat komunalitas, dan dalam komunalitas yang berupa kehidupan bersama itu kan sebenarnya nyawanya orang jawa ada di situ," pungkasnya.
Baca Juga: Fenomena Klitih Kembali Marak, Sosiolog UGM: Jangan Hanya Ditangani Saat Dianggap Darurat
Berita Terkait
-
Antisipasi Kejahatan Jalanan di Kawasan Kota Tua, Polsek Taman Sari Aktifkan Patroli Sepeda
-
Viral Aksi Klitih di Jalan Magelang-Jogja, Warga Tabrak Pelaku Pakai Mobil
-
Geger Dugaan Aksi Klitih di Titik Nol KM, Warganet Langsung Pertanyakan Keistimewaan Jogja
-
Antisipasi Kejahatan Jalanan, Polrestabes Medan Gelar Sispamkota
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu