Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 14 Januari 2022 | 11:43 WIB
Ilustrasi bayi. (Pexels)

Mengenai pemahaman atau konsep yang memang sengaja tidak memiliki anak, disampaikan Hesti belum ditemukan dalam pasangan-pasangan atau pribadi yang telah ditangani selama ini. 

"Tetapi kalau untuk yang memang sengaja untuk tidak memiliki anak, sepertinya saya belum (menemui). Mungkin nanti malah yang di survei-survei pengetahuan remaja itu mungkin ada pola mungkin di sekolah apa mereka sudah mulai punya insight dalam diri seperti itu mungkin," sebutnya.

Kesehatan reproduksi dan program KB masih menjadi tema yang terus diangkat oleh tidak hanya Dinas Kesehatan tetapi juga ada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, dan lainnya.

"Artinya kalau di kesehatan dari kita sudah di hilir. Jadi hulunya itu bagaimana masyarakat ber-KB untuk menjaga kesehatan sejak remaja seperti apa, sehingga nanti pada saat dia menjadi calon ibu itu sehat. Calon ibu pada saat menjalani kehamilan juga harusnya dalam kondisi sehat gitu ya. Tanpa penyakit atau terkontrol jika punya penyakit atau terpantau dengan baik. Harapannya kan seperti itu," paparnya.

Baca Juga: Soroti Kerusakan di Jalan Perwakilan, Forpi Jogja Minta OPD Awasi Parkir di Lokasi Setempat

Sebab tidak jarang ditemui dalam sejumlah kasus ternyata si ibu tidak pernah memeriksakan kesehatannya. Sehingga baru justru diketahui memiliki penyakit saat sudah hamil.

Hal itu bisa justru membuat blunder dan tidak ideal bagi kondisi ibu hamil sendiri. Dukungan asupan nutrisi yang dibutuhkan dan berbagai perosalan lainnya menjadi serba cepat dan juga belum tentu mendapatkan hasil seperti yang dikehendaki.

Justru mempersiapkan kehamilan itu perlu dilakukan sejak dini bahkan saat usia-usia remaja. Dengan berbagai upaya edukasi kesehatan reproduksi salah satunya dari sekolah-sekolah.

"Kita masuk ke sekolah dengan kendaraan UKS, edukasi ke siswa semua mengenai kesehatan reproduksi merencanakan keluarga, ya itu agar, menyadari bahwa ngga cukup loh kalau mempersiapkan ingin punya anak yang sehat itu hanya pada sudah hamil kemudian makan bergizi dan sebagainya. Tetapi justru sebelum hamil, bahkan sejak masa remaja itu sudah dibentuk supaya saat hamil sudah baik semuanya," tuturnya. 

Edukasi Sepanjang Siklus Kehidupan 

Baca Juga: Capaian Vaksin Anak 81,5 Persen, Dinkes Jogja Targetkan Dosis 2 Selesai Februari

Lebih lanjut, Hesti menuturkan bahwa waktu ideal untuk seseorang mulai mendapatkan edukasi tentang mempersiapkan masa kehamilan itu justru ada di sepanjang siklus hidup. Dalam artian tidak hanya cukup intervensi kesehatan di saat hamil tetapi bahkan jauh sebelum itu.

Load More