SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo mengimbau masyarakat di bantaran Sungai Serang untuk lebih waspada menghadapi puncak musim hujan dalam beberapa waktu ke depan, mengingat tanggul sungai yang ada berpotensi untuk ambrol.
"Kami menerima laporan dari warga bahwa beberapa titik tanggul di Sungai Serang kondisinya cukup mengkhawatirkan beberapa waktu lalu. Sehingga ini harus menjadi kewaspadaan bersama," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Joko Satyo Agus Nahrowi saat dikonfirmasi awak media, Rabu (26/1/2022).
Lebih lanjut, Joko menyatakan sudah berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait baik dari DPUPKP hingga BBWSO untuk penanganan potensi tanggul ambrol itu. Tujuannya agar bisa segera dilakukan tindaklanjut terkait kondisi tersebut.
Selain itu, pemetaan potensi bencana di Bumi Binangun juga telah dilakukan oleh jajarannya. Bencana hidrometeorologi setidaknya mulai dari tanah longsor hingga banjir pun sudah terpetakan di beberapa titik rawan.
Baca Juga: Korban Hanyut di Pantai Glagah Berhasil Dievakuasi, Jenazah Ditemukan Pemancing
Ia merinci hasil dari pemetaan bencana hidrometeorologi untuk tanah longsor berada di Kapanewon Kokap, Girimulyo, Samigaluh serta Kalibawang. Ditambah dengan sebagian area Kapanewon Pengasih dan Nanggulan.
Sedangkan untuk potensi banjir berada di sejumlah titik di antaranya Wates, Temon, Galur, Sentolo, Panjatan, hingga Lendah. Akibat dari potensi luapan sungai yang ada di wilayaj tersebut.
"Kalau untuk wilayah Wates dan Panjatan itu sendiri karena ada merupakan aliran Kali Serang. Sedangkan untuk Temon juga berpotensi sama karena ada kemungkinan luapan Kali Bogowonto," paparnya.
Ia senantiasa mengingatkan masyarakat di sekitar lokasi-lokasi rawan itu agar selalu waspada.
"Diharapkan masyarakat untuk bersiap dan beradaptasi dengan cuaca ke depan," imbuhnya.
Baca Juga: Lanjutkan Pencarian Wisatawan Hanyut di Pantai Glagah, SAR Terjunkan Tim Selam
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo, Gusdi Hartono, menuturkan saat ini pihaknya masih terus memetak tanggul-tanggul yang berpotensi ambrol. Nanti jawatannya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan BBWSO untuk tindaklanjut.
"Kami akan berkoordinasi dengan BBWSO juga karena ini kan terkait dengan kewenangan. Jadi tidak hanya kami data saja tanggul-tanggulnya tapi juga drainase, jembatan hingga jalan inspeksi (selokan Mataram) yang kemungkinan mengalami kerusakan," ujar Gusdi.
Sebelumnya diketahui bahwa puncak musim hujan di wilayah DIY diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari mendatang. Bahkan BMKG juga memprediksikan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga April nanti.
Berita Terkait
-
Korban Hanyut di Pantai Glagah Berhasil Dievakuasi, Jenazah Ditemukan Pemancing
-
Lanjutkan Pencarian Wisatawan Hanyut di Pantai Glagah, SAR Terjunkan Tim Selam
-
Sempat Dilaporkan Hilang, Kakek Rahmat Ditemukan di Sungai Serang Dalam Kondisi Tewas
-
BPBD Kulon Progo Sebut 7 dari 8 EWS Tsunami di Kulon Progo Rusak Parah
-
Longsoran Bukit Belum Tertangani, Wisata Kedung Pedut Ditutup
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Sah! Jay Idzes Resmi Jadi Pemain Termahal di Timnas Indonesia
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 5 Rekomendasi HP Rp2 Jutaan RAM 12 GB Memori 256 GB, Lancar Jaya Buat Multitasking!
- 5 Mobil Bekas SUV Keren Harga Rp 40-70 Jutaan, Performa Kencang
Pilihan
-
Juara Ketiga Piala AFF, Bukti Timnas Putri Indonesia U-19 Tabrak Hukum Alam
-
Dony Tri Pamungkas Bela Timnas Indonesia U-23, Persija Rekrut Nathan Tjoe-A-On?
-
5 Rekomendasi Skincare Murah di Bawah Rp40 Ribu, Terbaik Menjaga Kesehatan Kulit
-
Peringkat Daya Saing Indonesia Ambruk, Turun ke Posisi 40
-
Penyerang Keturunan Rp20,86 Miliar Dipastikan ke Indonesia Bulan Depan
Terkini
-
Geger Sepehi: Keluarga Sultan HB II Tuntut Inggris Kembalikan Aset Keraton Rp8,3 Triliun
-
Tak Sekadar Lari, Mandiri Jogja Marathon 2025 Beri Diskon di Pameran UMKM hingga Undian ke Berlin
-
4 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Diamankan, Disanksi Bersihkan Objek Wisata Alam Selama 3 Bulan
-
Penggusuran di Lempuyangan: Warga Memohon KAI Izinkan Rayakan Agustusan Terakhir di Rumah Mereka
-
Luncurkan SINAR Sleman, Inovasi Digital Pemkab agar Warga Bisa Kontrol Pembangunan Daerah