SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyatakan terus bersiap untuk menghadapi puncak musim hujan tahun ini. Namun keterbatasan pengadaan peralatan khususnya pada desa tangguh bencana (destana) membuat penanganan di lapangan kadang terganggu.
Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman, Joko Lelono mengakui bahwa selama ini pihaknya masih kesulitan untuk memberikan dukungan peralatan itu ke desa-desa. Hal itu disebabkan aturan bahwa diharuskan lembaga sudah berbadan hukum yang bisa diberikan bantuan.
"Selama ini yang jadi masalah itu diperalatan sebetulnya, karena BPBD kesulitan untuk memberikan support peralatan ke desa. Jadi kalau mau bisa dibantu harus lembaga yang sudah berbadan hukum," kata Joko saat dihubungi awak media, Rabu (26/1/2022).
Padahal, diungkapkan Joko, destana-destana yang ada di Bumi Sembada hampir semuanya belum berbadan hukum. Sehingga perbantuan untuk peralatan ke desa itu yang cukup terhambat.
Baca Juga: Tracing Bupati Sleman, 10 Orang Positif Covid-19
"Ketentuan bansos itu yang diberikan oleh pemda ke desa itu terbentuk seperti itu. Jadi kita kesulitan untuk memberikan bantuan support peralatan. Sementara dari BPBD paling mengadakan lomba destana nanti menang semua lalu dikasih peralatan," ungkapnya.
Joko menyebut bahwa memang pemberian peralatan mitigasi ke desa itu yang masih menjadi kendala selama ini. Sebab dari sisi penganggaran untuk peralatan sendiri tidak ada persoalan.
Namun pemberian alat itu ke desa setelah dibeli yang belum bisa dilakukan. Sehingga nantinya alat-alat itu kemudian malah menjadi aset milik BPBD saja bukan desa.
"Kalau misalnya bisa diberikan kan tidak menjadi asetnya BPBD, pemeliharaan bisa di desa karena aset diberikan. Itu yang teknisnya enggak bisa karena kalau mau memberikan seperti itu ke desa oleh BPBD itu harus berbadan hukum. Sebab kalau tidak nanti dikira KKN dan lain-lain," terangnya.
Disampaikan Joko, selama peralatan itu belum bisa diserahkan ke desa maka BPBD masih akan terus mendukung dari segi saran dan prasarana. Terlebih jika ada kejadian bencana yang kemudian memerlukan evakuasi.
Baca Juga: Jadwal Laga Mundur, PSS Sleman Anggap sebagai Keuntungan
BPBD sendiri kemudian hanya berfungsi sebagai koordinator dan mendukung dari segi peralatan. Termasuk jika membutuhkan tambahan peralatan dari satuan kerja perangkat daerah lainnya.
"Peralatan kita support dari TRC-nya. Jadi kalau misalnya ada penanganan yang tidak bisa tertangani oleh teman-teman di desa nanti kita koordinasi dengan TRC, kalau TRC tidak mampu nanti koordinasi dengan SKPD lainnya," tuturnya.
Saat ini disampaikan Joko, destana di Kabupaten Sleman masih terus bertambah. Hanya menyisakan sejumlah desa saja yang belum terbentuk destana namun akan segera menyusul.
"Desatana di Sleman kurang 17 dari 86 desa. Tahun ini tambah dua sisanya nanti kurang 15 saja. Itu pun daerah-daerah yang masih di bawah, maksudnya daerah Minggir, Sayegan, itu yang belum. Kalau yang Prambanan hampir semua sudah, Cangkringan, Berbah, Tempel, Pakem," paparnya.
Ke depan, BPBD Sleman terus mendorong untuk setiap desa membentuk Perdes. Tujuannya agar nanti bisa melakukan penganggaran di APBDes untuk beli peralatan.
"Sementara ini kan kemarin dari PMK itu mendorong desa boleh menetapkan kondisi tanggap darurat atas rekomendasi dari BPBD. Nanti bisa BTT desa lah intinya seperti itu untuk penanganan-penanganan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Kesulitan Evakuasi Baliho Ambruk di Gejayan, BPBD Sleman Pastikan Tak Ada Korban
-
Sepekan, Tim Dekon BPBD Sleman Makamkan Tiga Jenazah dengan Protokol Covid-19
-
BPBD Sleman Pastikan Jaringan Pipa Air Bersih di Lereng Merapi Sudah Berhasil Diperbaiki
-
BPBD Sleman Rencanakan Pelebaran Sejumlah Jalur Evakuasi di Lereng Merapi, Ini Lokasinya
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Geger di Bantul! Granat Zaman Perang Ditemukan Saat Kerja Bakti, Tim Gegana Turun Tangan!
-
Proyek Tol Jogja-Solo: Penambahan Lahan 581 Bidang di Sleman dan Progres Konstruksi Sentuh 60 Persen
-
Mbah Tupon Jadi Korban Mafia Tanah: JPW Desak Polda DIY Umumkan Tersangka
-
Motif Penumpang Begal Driver Ojol di Kalasan, Terlilit Utang Pinjol
-
Kiprah Sultan HB II di Jogja, Seminar Nasional Bakal Ungkap Perlawanan dan Pemikirannya