SuaraJogja.id - Bank Indonesia (BI) DIY memproyeksikan ekonomi DIY pada 2022 akan tumbuh pada kisaran 4,8-5,8 persen year-on-year (yoy). Pertumbuhan ekonomi DIY diperkirakan akan semakin solid, dengan dorongan pertumbuhan yang kian merata dan inklusif.
"Kami menilai kunci dari perbaikan ekonomi DIY kedepan adalah terkendalinya penyebaran Covid-19, menjaga daya beli masyarakat, mengakselerasi upaya digitalisasi ekonomi dan pengembangan UMKM, serta terus mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru diantaranya melalui penguatan strategi dan sinergi pengembangan Quality Tourism," ungkap Kepala Perwakilan BI DIY Budiharto Setyawan, Rabu (9/2/2022).
Kata Budiharto, terkendalinya penyebaran Covid-19 tetap menjadi prasyarat utama dalam pemulihan ekonomi. Namun, masyarakat perlu mewaspadai bahwa mutasi varian Covid-19 masih akan terus terjadi.
Dalam hal ini, upaya percepatan vaksinasi booster dan penerapan protokol kesehatan tetap menjadi kunci utama dalam upaya memutus mata rantai Covid-19.
Baca Juga: PPKM Level 3 Mulai Diterapkan di Jogja, Posko Satgas Covid-19 Mikro Dibuka Lagi
"Kami sangat mengapresiasi upaya pembukaan sektor-sektor utama yang diiringi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat seperti pembelajaran tatap muka dan pembukaan pariwisata pada saat high season. Kami meyakini hal ini akan mendukung upaya proses transisi ekonomi di masa pandemi menuju endemi," katanya.
Selain itu, daya beli masyarakat harus terus dijaga di tengah tren kenaikan inflasi. Jawatannya memperkirakan inflasi di DIY akan berada pada kisaran 2,9–3,3 persen (yoy).
Persentase tersebut lebih tinggi dibanding realisasi 2021 yakni 2,29 persen. Peningkatan inflasi akan terjadi sejalan dengan perbaikan ekonomi dan menghitung dampak peningkatan harga global.
"Dalam hal ini Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY berkomitmen akan terus menjaga agar kenaikan inflasi dalam rentang yang wajar, sehingga tidak mempengaruhi daya beli masyarakat namun mampu memberi insentif ekonomi untuk tumbuh," ucapnya.
Ia menambahkan, pembangunan infrastruktur maupun transisi era digitalisasi perlu dioptimalkan untuk mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pembangunan infrastruktur dalam jangka pendek telah mendorong pertumbuhan lapangan usaha konstruksi. Namun, dalam jangka menengah dan panjang, pasca berakhirnya fase konstruksi maka perlu disiapkan motor baru sebagai penopang ekonomi DIY.
"Dalam hal ini kami meyakini perbaikan infrastruktur akan menjadi membuka peluang DIY untuk semakin menguatkan sektor jasa, baik dari pariwisata maupun ekspor serta pengembangan UMKM," ujarnya.
Berita Terkait
-
BI: Kenaikan Harga Emas Penyumbang Inflasi Tinggi
-
Alasan Indonesia Diprediksi Tetap Kuat Meski Ekonomi Diguncang Tarif Trump
-
Nilai Tukar Rupiah Menuju Rp 17.000, BI Salahkan Trump
-
BI Pasang "Kuda-kuda" Usai Trump Ajak Perang Dagang dengan Indonesia
-
Jelang Lebaran, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,93 Triliun
Tag
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal