Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 12 Maret 2022 | 12:43 WIB
Wisata jip di Kali Kuning, Pakem, Sleman, Rabu (20/10/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

"Siapa yang mau melawan alam, kita menjadi satu komunitas," ucapnya. 

Sementara itu untuk manuver jip yang biasanya dilakukan di kawasan Kali Kuning, dimungkinkan bisa berjalan bila situasi kondisi dan cuaca memungkinkan. 

"Kalau tidak ya tidak boleh," ucapnya. 

Dardiri menyebut, situasi erupsi Merapi pada hari pertama cukup menyebabkan wisatawan takut, meskipun jalur trip memiliki titik aman. Bahkan, ada beberapa trip dibatalkan oleh wisatawan. 

Baca Juga: Pemkab Sleman Siapkan 40 Barak Antisipasi Erupsi Merapi, Siap Menerima Pengungsi dari Perbatasan

Namun demikian, di hari berikutnya, wisatawan sudah kembali seperti biasa. 

Mengingat masih ada titik aman dan ada beberapa area destinasi yang bisa dikunjungi, --antara lain The Lost World Castle, museum Sisa Hartaku dan area sisa erupsi 2010--, maka asosiasi juga telah mengubah beberapa paket trip, salah satunya memasukkan destinasi baru tersebut. 

Kebijakan area terbatas untuk trip jip wisata Merapi, mulai diberlakukan pagi hari, pascaerupsi 10 Maret 2022 dini hari, imbuhnya. 

"Pagi langsung diberi tahu dan diumumkan di grup. Sorenya muncul dari dinas terkait, ya sama pada intinya," terangnya. 

Bukan hanya itu, area yang dilarang untuk disambangi juga telah dijaga petugas. Langkah itu dilakukan demi keselamatan seluruh pihak. 

Baca Juga: Hasil Liga 1: Sama Kuat, PSS Sleman dan Persita Berbagi Poin di Stadion Ngurah Rai

"Pemandu banyak lokal, jadi kami tetap tidak boleh. Masalahnya alam, tidak bisa memprediksi sampai kapan berakhirnya," tegas Dardiri. 

Load More