SuaraJogja.id - Pemerintah Kota Yogyakarta merespon dengan keluhan pedagang asongan yang tidak bisa berjualan di sepanjang Malioboro pasca pemindahan PKL ke Teras Malioboro 1 dan 2 pada 1 Februari 2022 lalu.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa sejauh ini pedagang asongan belum terdata secara resmi di pemerintahan.
"Kalau asongan itu kan selama ini tidak tercatat atau terdata. Sehingga tidak terdeteksi juga bergabung di mana (paguyuban)," kata Heroe kepada wartawan, Selasa (15/3/2022).
Heroe mengatakan meski belum terdata secara resmi, pihaknya sudah memerintahkan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta memonitoring jumlah pedagang.
"Saya minta untuk Dinas Kebudayaan untuk monitoring pedagang-pedagang itu, kemudian mencari terutama yang bisa dilakukan atau memfasilitasi (asongan)," terang dia.
Heroe mengatakan memang pedagang asongan selama ini belum terdata, kendati demikian karena beroperasi di Malioboro, pedagang tidak jarang disebut PKL.
"Artinya kami menerima masukan para pedagang asongan ini. Nanti kita lihat, apa saja yang bisa difasilitasi kepada mereka," kata dia.
Heroe enggan memastikan pedagang asongan akan mendapat fasilitas berjualan yang layak seperti PKL lainnya. Namun begitu, hasil dari monitoring itu akan menjadi pertimbangan ke depan.
Terpisah, Ketua Komunitas Asongan Malioboro Raden Ridwan Suryo Bintoro mempertanyakan larangan pedagang asongan berjualan di Malioboro. Sebab, petugas Jogoboro kerap menegur mereka untuk tidak berjualan di sana.
Baca Juga: Wisatawan Meningkat di Akhir Pekan Ini, Pemkot Jogja Ingatkan Wisatawan Tak Kendor Prokes
"Kalau secara Pergub-nya kan yang direlokasi PKL, di sana tidak ada asongan. Namun 1 Februari kita dilarang, itu juga tidak ada surat resmi (untuk asongan), tiba-tiba kita diminta tidak berjualan," terang Ridwan dihubungi wartawan.
Secara legalitas, memang pedagang asongan tidak terdaftar. Namun aktivitas pedagang di Malioboro sudah lama.
"Kita minta pemerintah tidak cuci tangan dengan kondisi kami. Pedagang asongan sudah lama menggantungkan hidup di Malioboro, kami minta perhatikan juga pedagang asongan seperti kami," kata dia.
Berita Terkait
-
Wisatawan Meningkat di Akhir Pekan Ini, Pemkot Jogja Ingatkan Wisatawan Tak Kendor Prokes
-
Suara Tembakan Pecah di Malioboro City, Pedagang Teras Malioboro Keluhkan Banjir
-
Suara Tembakan Pecah di Malioboro City, Pemuda Asal Bantul Diamankan Polisi
-
Respon Keluhan Pedagang Teras Malioboro 2 yang terdampak Banjir, Ekwanto: Laporan Langsung Kita Tindaklanjuti
-
Sebulan Berjualan di Teras Malioboro 2, Pedagang Keluhkan Banjir dan Genangan saat Hujan Deras
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
-
Mengenal Faskho Sengox, 'Mbah Buyut' Sound Horeg yang Melegenda Jauh Sebelum Edi Sound Viral
-
Ingin Tahu Profesi Masa Depan Anak? Temukan Potensi Unik Mereka dengan Teori Multiple Intelligences!
-
Prediksi Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam: Saatnya Juara di Rumah!
-
Dua Kata Cristiano Ronaldo yang Bikin Joao Felix Hijrah ke Arab Saudi
Terkini
-
Sawah Kulon Progo Tergerus Tol: Petani Terancam, Ketahanan Pangan Dipertaruhkan?
-
Bantul Genjot Pariwisata: Mampukah Kejar Target PAD Rp49 Miliar?
-
Walikota Yogyakarta "Turun Tangan": Parkir Valet Solusi Ampuh Atasi Parkir Liar?
-
Malioboro Darurat Parkir Ilegal? Wisatawan Kaget Ditarik Rp50 Ribu, Dishub Angkat Bicara
-
Wisata Bantul Masih Jauh dari Target? Meski Ramai, PAD Baru Tercapai Segini...