SuaraJogja.id - Sampah dari rumah tangga di Kabupaten Sleman akan dikelola sebelum dibuang ke TPST Piyungan, Kabupaten Bantul. Hal itu dilakukan, karena sementara ini Kabupaten Sleman belum memiliki TPST sendiri.
Namun demikian, sebelum diangkut ke TPA, sampah-sampah dikelola dulu di transfer-transfer depo atau di TPS 3R yang ada di sejumlah titik wilayah.
Salah satu transfer depo sampah yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, berada di Padukuhan Lempongsari, Kalurahan Sariharjo, Kapanewon Ngaglik. Sedikitnya ada lima orang petugas bekerja di sana.
Salah satu dari mereka adalah Iskandar. Lelaki yang berstatus pegawai ASN DLH Sleman ini mengaku sudah bertugas di transfer depo selama 24 tahun lamanya.
"Saya driver (supir), yang membawa truk pengangkut sampah menuju Piyungan," kata dia, Sabtu (14/5/2022), di sela-sela melanjutkan aktivitas rutinnya di transfer depo.
Mengenakan kaus dan topi hitam, Iskandar bersama rekannya memilah sampah yang masuk ke transfer depo. Mulai dari plastik, botol, hingga sampah sisa dapur.
"Ngapunten (maaf), saya kurang bisa kalau hanya menyupir saja. Saya sukanya sambil pilah-pilah dan bantu yang saya bisa. Kalau hanya menyupir badan tidak enak," terangnya.
"Ikut memilah sampah lumayan membuat tubuh berkeringat," tutur Iskandar.
Sampah yang masuk ke transfer depo memang harus dipilah terlebih dahulu, sebelum diangkut ke TPA Piyungan. Sampah daun dan sisa dapur yang sudah tidak bisa diolah lagi yang akan masuk ke TPA. Sedangkan botol plastik dan jenis sampah lain yang bisa diolah kembali untuk didaur ulang, dipisah untuk dijual kiloan.
Baca Juga: Sleman City Hall Pererat Silaturahmi dengan Media, Halal Bi Halal hingga Jelajah Rumah Hantu
Mengutak-atik sampah sejak masih bujang hingga sekarang, ia sudah khatam dengan lingkungan tempatnya bekerja.
Selain berkaus dan bertopi, kakinya ia bungkus dengan sepatu boot berbahan plastil tebal. Terlebih dahulu dilapisi kaus kaki tinggi, agar tepian sepatu boot yang tajam tak melukai kulit di area betis atau tulang keringnya.
Tangannya? Telanjang, kosong tanpa dibalut atau dibungkus apapun.
"Kalau dibungkus malah pengap dan berkeringat, nanti gatal-gatal," ucapnya sambil menunjukkan punggung tangan.
Walau begitu, Iskandar sudah hafal pula. Bahwa membuka sampah dari bungkusnya tak bisa sembarangan. Bisa-bisa tangan atau kaki bisa terluka.
"Sering, tangan saya kena beling, paku, mata pancing yang ada senarnya juga pernah," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
Terkini
-
Damkar Jogja Minta Maaf Gagal Temukan Kunci di Selokan: Sudah Keluarkan Ilmu Debus!
-
Waspada Macet Total! Ring Road Utara Jogja Bakal Ditutup Malam Hari, Ini Skenario Pengalihan Arusnya
-
Waspada Warga Jogja! Proyek Tol Jogja-Solo Masuki Ring Road Utara, Pemasangan Girder Dimulai
-
Protes Kenaikan Tunjangan, Aktivis Jogja Kirim Korek Kuping dan Penghapus ke DPR RI
-
Sleman Diterjang Cuaca Ekstrem: Joglo Rata dengan Tanah, Kerugian Ratusan Juta!