SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Yogyakarta mulai mendorong destinasi-destinasi wisata yang ada untuk melakukan pemilahan sampah sejak awal. Hal ini sebagai upaya mengurai persoalan sampah yang belum benar-benar terselesaikan.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko tidak memungkiri bahwa berkaca pada tutupnya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan beberapa waktu lalu, memberi dampak pada sektor pariwisata. Terlebih dengan menumpuknya sampah di sejumlah titik di Kota Jogja.
"Kalau seandainya Piyungan ditutup otomatis sampah-sampah itu ngendon di tempat pembuangan sementara dulu di tempat kami. Itu kalau seandainya menutupnya lama ya jadi semakin banyak timbunan dan baunya juga semakin menyengat," kata Wahyu saat dikonfirmasi awak media, Kamis (26/5/2022).
Hal itu yang kemudian, kata Wahyu, menjadi perhatian pemerintah Kota Yogyakarta. Pihaknya bersama-sama mulai mendorong semua destinasi wisata di wilayahnya untuk dengan sadar memilah sampah.
"Kita mencoba mulai dari destinasi wisata, kita tetapkan mekanisme pemilahan sampah," ucapnya.
Kemudian, ia menuturkan pihaknya juga mencoba menjalin kerja sama dengan tempat pembuangan sampah terpadu lainnya selain di Piyungan. Sembari memang tetap menerapkan teknologi pengolahan sampah di satu wilayah.
Berbagai upaya itu dilakukan untuk semakin mengurangi persoalan sampah yang ada di Kota Jogja. Sebab sampah yang menumpuk di berbagai sudut kota sendiri akan memberi citra buruk bagi pariwisata.
"[Pariwisata] tetap terdampak. Terdampaknya mungkin hanya dipemandangan yang buruk dan bau yang menyengat di sekitar tempat pembuangan sampah sementara. Wisatawan pasti mbatin juga mungkin ya," ungkapnya.
Senada, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, GKR Bendara menuturkan pengelolaan sampah itu sekarang harus digerakkan secara masif. Terlebih bagimana agar sampah itu kemudian bisa selesai di tingkat desa.
Baca Juga: Luncurkan Gempita, Begini Strategi Dinpar Jogja Dongkrak Perekonomian Kampung Wisata di 2022
"Nah peran pariwisata tentunya destinasi wisata ini juga harus mulai ada. Paling tidak pemilahan sampah di tingkat destinasi wisata. Sehingga pada saat nanti diolah di tingkat desa itu sudah terpisah-pisah tidak basah lagi," ujar GKR Bendara.
"Karena kan biasanya sampah basah ini yang memang menimbulkan bau dan juga penyakit. Tapi kalau sampah itu sudah dipilah sudah kering tentunya akan lebih nyaman bagi wisatawan yang hadir di Jogja," sambungnya.
Pariwisata di Jogja yang kata Bendara menjadi sumber pendapatan paling banyak harus mulai menerapkan dan semakin memantapkan budaya buang sampah pada tempatnya. Didukung dengan pemilahan sampah yang baik pula di setiap titiknya.
"Nah harapan dengan teman-teman pariwisata ini, tentunya dengan Jogja yang pariwisatanya ini menjadi sumber pendapatan yang paling banyak untuk mendatangkan wisatawan ke sini, ya ayo kita gerakkan dari destinasi-destinasi dulu untuk paling tidak ada pemilahan sampah," tandasnya.
Berita Terkait
-
Dapat Bantuan Mesin Pirolisis, Warga Siten Bantul Ubah Limbah Sampah Plastik Jadi Minyak Tanah
-
Antisipasi Kejadian Nuthuk di Lokasi Wisata, Dinpar Jogja Arahkan Wisatawan Hubungi Kontak Layanan Ini
-
5 Cara Sederhana Mengelola Sampah, Salah Satunya Pilah Sampah Organik dan Anorganik
-
Memperingati HPSN, OASE Kabinet Indonesia Maju Aktifkan Masyarakat dalam Gerakan: Yuk Pilah Sampah
-
KSP Konsolidasi Jelang Libur Nataru, Dinpar Jogja Usul Vaksinasi Wisata
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
Gunung Merapi Luncurkan 9 Kali Awan Panas Sejak kemarin, Jarak Terjauh Capai 2,5 Kilometer
-
Paku Buwono XIII Wafat: Prosesi Pemakaman Raja di Imogiri Akan Digelar dengan Adat Sakral
-
Sleman Darurat Stunting: 4 Kecamatan Ini Jadi Sorotan Utama di 2025
-
3 Link Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Buruan Klaim DANA Kaget Sekarang
-
Dibalik Keindahan Batik Giriloyo: Ancaman Bahan Kimia dan Solusi Para Perempuan Pembatik