Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 13 Juni 2022 | 19:07 WIB
Nenek di Piyungan jadi korban kejahatan jalanan, helmnya dipukul hingga pecah oleh dua remaja yang melintas di sampingnya, Senin (13/6/2022). [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Mulyani, perempuan asal paduan Piyungan Kelurahan srimartani kapanewon Piyungan nyaris terluka. Senin (13/6/2022) pagi helm yang ia kenakan saat hendak mengantar makanan ke sebuah warung pecah setelah dipukul oleh dua orang remaja menggunakan sebuah benda yang diduga senjata tajam.

Beruntung meski helmnya pecah namun wanita berumur 65 tahun ini sama sekali tidak mengalami luka hanya merasa pusing karena mata berkunang-kunang. Hingga saat menceritakan aksi kejahatan jalanan di lokasi kejadian, Mulyani masih terlihat lemas.

Aksi kejahatan jalanan tersebut sempat diunggah oleh pemilik akun facebook @ivan fatkhur RH ke group facebook Suara Piyungan. 

"Korban klitih td pagi jam 5 sekitar 1/4 wanujoyo.korban selamat..helm pecah kena bacok,"tulis pemilik akun sembari melampirkan foto korban saat memegangi helmnya yang pecah.

Baca Juga: Dampak Air Lindi TPST Piyungan, Warga Mengeluh Sesak Napas

Mulyani menuturkan aksi kejahatan jalanan tersebut terjadi di pojok kampungnya. Yaitu di Jalan Piyungan - Prambanan Km 1 tepatnya di Padukuhan Piyungan Kalurahan Srimartani Kapanewon Piyungan. 

"Kalau Peristiwa tersebut terjadi tadi pagi sekira pukul 05.15 sampai 05.45. Sekitaran jam itulah,"tutur Mulyani, Senin.

Senin pagi, seperti hari-hari biasa dirinya selalu menintipkan makanan olahannya ke warung langganannya. Dan Mulyani mengaku selalu berangkat sendirian menggunakan sebuah sepeda motor matic berwarna hitam setiap harinya.

Untuk keselamatan, ia memang selalu mengenakan helm Brogo, helm yang terbungkus vinil mirip kulit. Namun pagi tadi ia lupa mengaitkan tali helm yang ia kenakan tersebut. 

Sembari membawa makanan yang ia letakkan di bagian depan sepeda motorntam Ia kemudian langsung keluar dari gang menyusuri jalan Piyungan-prambanan karena ingin menuju ke warung dekat Kantor Kalurahan Srimartani.

Baca Juga: Akses TPST Piyungan Dibuka Setelah Tutup 5 Hari, Antrean Truk Mengular

"Saya jalannya pelan-pelan. Saat itu jalan Piyungan-Prambanan ini masih sangat sepi,"ujar dia.

Namun baru berjalan sekira 300 meter ke arah Prambanan (selatan-utara), tiba-tiba ada dua orang remaja laki-laki yang mendahuluinya. Saat itu, dua orang remaja tersebut mendahuluinya dengan berjalan zigzag. 

Suara sepeda motor yang dikenakan dua remaja tersebut sangat keras sehingga mengganggu telinga. Dan ketika berada di depannya ia melihat dua remaja tersebut seperti menyeret sebuah benda sehingga menimbulkan percikan di aspal.

"Saya tidak hafal motornya. Tetapi saya ingat betul itu yang depan pakai helm kalau belakang tidak pakai (helm). Tetapi yang belakang pakai penutup kepala yang menutupi mulut juga. Mereka sambil teriak-teriak wo wo wo,"papar dia.

Karena bertambah takut, Nenek Mulyani melihat kedua remaja ini memperlambat sepeda motornya. Dan saat nenek tersebut menyusul kendaraan kedua remaja ini, tiba-tiba remaja yang membonceng mengayunkan sesuatu ke kepala nenek tersebut.

Sabetan benda yang diduga senjata tajam tersebut tepat mengenai helm yang dikenakan nenek Mulyani. Nenek Mulyani kaget dan langsung menghentikan kendaraannya karena merasa pusing dan mata berkunang-kunangm

Helm saya itu nyangkut ke senjata yang digunakan untuk memukul,"terang dia.

Saat itu ia melihat  pelaku membanting helm tersebut ke aspal. Setelah itu kedua pelaku langsung kabur tancap gas ke arah Prambanan. Sementara Nenek Mulyani yang syok masih terduduk di sepeda motornya. 

Setelah itu ada pengendara lain sepasang lelaki dan perempuan berhenti  dari arah berlawanan. Dua orang tersebut lantas memberinya air putih untuk diminum. Setelah beberapa saat kemudian, Nenek Mulyani baru merasa lebih baik. 

"Karena rasa pusingnya sudah berkurang dan kunang-kunang sudah hilang dari pandangan saya, Saya ambil helmnya kok pecah. Terus saya meneruskan perjalanan ke warung kemudian pulang,"terang dia.

Sampai di rumah ia kemudian menceritakan peristiwa tersebut ke suaminya. Senin siang, beberapa anggota Karangtaruna yang mengetahui peristiwa tersebut menyarankan dirinya untuk melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Piyungan.

"Mereka menyarankan lapor agar tidak terulang kejadian serupa,"kata dia.

Kapolsek Piyungan, Kompol Rahmad ketika dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa kejahatan jalanan tersebut. Namun sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan karena korban tidak melaporkan peristiawa yang menimpanya tersebut. 

"Kendati demikian kami tetap melakukan penyelidikan terkait dengan kasus dugaan kejahatan jalanan tersebut.Kami telah berusaha mencari saksi yang mengetahui peristiwa tersebut dan mencari rekaman CCTV seandainya ada,"ujar dia.

Kontributor : Julianto

Load More