Dokter Hewan Puskeswan Ngemplak drh.Yenni Kurniawati mengungkap, masyarakat tidak perlu panik bila menghadapi ternaknya yang terkena PMK. Karena tetap ada potensi ternak sembuh setelah terkonfirmasi PMK.
Walaupun ia mengakui, kondisi dan jangka waktu ternak untuk sembuh berbeda-beda tergantung imunitas masing-masing hewan.
"Ada yang dua hari, tiga hari, empat sampai lima hari. Ada yang di hari ke-4 makan masih sedikit tetapi hari ke-5 baru mau makan," ungkapnya.
Hanya saja kepada para pemilik ternak, ia tetap menekankan kehati-hatian. Mengingat, virus sumber PMK masih ada dalam tubuh ternak hingga dua tahun lebih.
Baca Juga: Bakal Debut dengan PSS Sleman, Ze Valente Curhat Soal Adaptasi dengan Lalu Lintas di Sleman
"Jadi sewaktu-waktu masih bisa muncul dan masih bisa menularkan. Ini kan tidak ada obatnya, hanya meningkatkan daya tahan tubuh saja dan menunggu vaksin," kata dia.
Hingga pekan lalu tercatat ada 144 ekor ternak terkena PMK diwilayah Puskeswan Ngemplak. Mayoritas berjangkit di kandang besar atau komunal dan tidak banyak titik paparan.
Gejala terbanyak terlihat dari ternak PMK di wilayah ampuannya, yakni air liur berlebih, demam, tidak mau makan. Hampir sama dengan penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF).
"Itu demam tiga hari, hampir sama. Jadi kami biasanya evaluasi tiga hari. Kalau dalam tiga hari sembuh, artinya itu Insya Allah tidak PMK, kemungkinan hanya BEF atau gomen," sebut dia.
PMK Adalah Penyakit Kompleks
Baca Juga: Gabung PSS Sleman, Ze Valente Tak Sabar Debut Bersama Skuad Super Elja
Yenni menambahkan, PMK adalah penyakit yang kompleks. Dapat menular secara langsung atau kontak antar hewan terjangkit dan berisiko; secara tidak langsung; airborne (perantara udara).
Penularan tidak langsung bisa melalui lalu-lintas orang maupun lalu-lintas ternak.
"Bahkan harus hati-hati bila kita baru saja bersama hewan terkena PMK, kita sudah cuci tangan dan bebersih. Tapi lupa, kalau tadi kita pakai HP (telepon genggam). Setelah itu kita bersama ternak sehat, nah dari virus yang menempel pada HP tadi bisa menularkan," tuturnya.
Ia menambahkan, semua bagian terbak yang terkena PMK berisiko tinggi menularkan kepada ternak sehat.
"Dari nafasnya sapi bisa menularkan, leleran (air liur) bisa menularkan, kotoran baik feses dan urin, daging bisa menularkan," kata dia.
Individu positif PMK, kala melahirkan, ada kemungkinan anaknya tidak tertolong karena minum air susu dari induk PMK.
Berita Terkait
-
Tangani Wabah PMK yang Melanda Hewan Ternak, Kolaborasi Lintas Sektor Harus Dilaksanakan
-
Pemkab Tulungagung Minta Bantuan 25 Ribu Vaksin PMK
-
Wabah PMK Terus Meluas di Lamongan, 75 Persen Populasi Sapi Suspek di 25 Kecamatan
-
Antisipasi Virus PMK Meluas, DPP Kulon Progo Urung Terbitkan SKKH Keluar DIY
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
Terkini
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh
-
BRI Dukung UMKM Sanrah Food Berkembang dari Warung ke Ekspor Global
-
Langgar Aturan Imigrasi, 14 WNA Dideportasi Imigrasi Yogyakarta