Tim dokter hewan dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Ngemplak segera bertindak, hingga akhirnya kondisi tiga sapi milik dia bisa tertangani.
“Sekarang sudah mau makan. Saya telateni juga pakai empon-empon agar muncul imunitas. Hampir sembuh, tapi belum bisa kejual semua,” ujarnya.
Ketat, Transaksi Jual-Beli Sapi Banyak Daring
Sementara itu, berbeda dengan yang dilakukan Kelompok Ternak Taruna Mandiri, Padukuhan Ngalian, Kalurahan Widodomartani.
Baca Juga: Bakal Debut dengan PSS Sleman, Ze Valente Curhat Soal Adaptasi dengan Lalu Lintas di Sleman
Ketua Kelompok Ternak setempat, yaitu Mintohartono menyebutkan, saat ini pihaknya lebih banyak berinteraksi dengan calon pembeli sapi lewat jalur daring.
Ia akan mengunggah dan mengirimkan foto serta video ternak yang siap jual, kepada calon pembeli. Bila ada kecocokan dan masih ingin melihat langsung, maka calon pembeli diperkenankan melihat sapi di kandang.
Namun di masa wabah PMK seperti sekarang, interaksi lebih ketat diterapkan untuk mencegah penularan kepada sapi-sapi di kandang.
"Motor dari luar tidak boleh masuk. Yang boleh masuk hanya motor milik peternak sapi di kandang," kata dia.
Demikian juga tidak boleh ada calon pembeli maupun makelar sapi masuk ke kandang.
Baca Juga: Gabung PSS Sleman, Ze Valente Tak Sabar Debut Bersama Skuad Super Elja
"Blantik (makelar sapi) dan bakul (penjual sapi) jangan sampai masuk. Karena mobil mereka sudah dari pasar dan sudah ke mana-mana. Kejadian [penularan PMK] yang ada itu kan bakul masuk kandang, kena satu kena semua," tegas Minto.
Menurut dia, aturan keluar-masuk kandang lebih longgar bagi peternak kandang setempat. Karena selaku ketua ia sudah hafal dengan lalu-lintas dan mobilitas para peternak.
"Ngapunten (maaf), kalau orang asing kan dari pasar, dari jalan sudah ketemu angkutan sapi dari mana saja. Kalau di sini tidak sembarang bisa masuk," tambahnya.
Untuk mencegah penularan PMK kepada ternak di kandangnya, peternak menambahkan asupan vitamin dan mineral serta air minum lebih banyak kepada ternak.
Selain itu juga menyemprotkan ecoenzym dan cairan desinfeksi rutin.
"Desinfeksi lima hari sekali," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Tangani Wabah PMK yang Melanda Hewan Ternak, Kolaborasi Lintas Sektor Harus Dilaksanakan
-
Pemkab Tulungagung Minta Bantuan 25 Ribu Vaksin PMK
-
Wabah PMK Terus Meluas di Lamongan, 75 Persen Populasi Sapi Suspek di 25 Kecamatan
-
Antisipasi Virus PMK Meluas, DPP Kulon Progo Urung Terbitkan SKKH Keluar DIY
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Diogo Jota Tewas di Jalanan Paling Berbahaya: Diduga Pakai Mobil Sewaan
-
Riau Bangga! Tarian Anak Pacu Jalur Viral Dunia, Ditiru Bintang PSG hingga Pemain AC Milan
-
Baru Jabat 4 Bulan, Erick Thohir Copot Dirut Bulog Novi Helmy Prasetya dan Disuruh Balik ke TNI
-
Resmi! Ramadhan Sananta Gabung ke Klub Brunei Darussalam DPMM FC, Main di Liga Malaysia
-
CORE Indonesia: Ada Ancaman Inflasi dan Anjloknya Daya Beli Orang RI
Terkini
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh
-
BRI Dukung UMKM Sanrah Food Berkembang dari Warung ke Ekspor Global
-
Langgar Aturan Imigrasi, 14 WNA Dideportasi Imigrasi Yogyakarta
-
Setya Novanto Bebas Lebih Cepat? MA Pangkas Hukuman Korupsi e-KTP, Pakar Geram!
-
Solo-Jogja Makin Lancar: Tol Klaten-Prambanan Beroperasi Penuh, Ini yang Perlu Anda Siapkan