Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 29 Juni 2022 | 11:44 WIB
Kepala DP3 Sleman Suparmono di sela wawancara bersama sejumlah wartawan, saat meninjau vaksinasi PMK bagi ternak, di Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Sabtu (25/6/2022). (kontributor sleman/uli febriarni)

"Jadi Puskeswan akan kami tutup. Karena semua tenaga kami kerahkan untuk menyelesaikan vaksinasi," tuturnya.

Ia menjelaskan, untuk menyuntikkan 1.000 dosis vaksin dibutuhkan 16 tim. Satu tim terdiri dari tiga orang, yakni dokter hewan, paramedis, petugas pencatat.

"[Sumber daya manusia] dinas kami tidak cukup. Kami minta dibantu akademisi kampus," kata dia.

Ternak yang berada di Kapanewon Cangkringan, Pakem, Turi, --Suparmono mengidentifikasinya dengan 'daerah atas'--, masih akan mendapatkan prioritas sebagai penerima 3.000 dosis vaksin PMK.

Baca Juga: Ze Valente: Suporter Fanatik Bikin Saya Jatuh Cinta dengan PSS Sleman

"Kami berpikir virus banyak juga menyebar lewat air juga. Jadi aliran air ke bawah (dari daerah tinggi ke rendah), beberapa kasus menjadi penyebar penyakit," tambahnya.

Seorang petugas kesehatan hewan dari FKH UGM sedang mencatat kondisi ternak terkena PMK dan dalam masa pengobatan, di salah satu kandang ternak milik warga, Rabu (22/6/2022). (kontributor/uli febriarni)

Ia tak membantah ada beberapa kendala dalam vaksinasi, namun dengan bantuan beberapa pihak, DP3 berkomitmen menyelesaikan kendala-kendala tersebut.

"Misalnya saja sebelum suntik kami survey ke kandang, ternak bebas tak ada yang sakit. Tapi waktu masuk jadwal suntik, di sana ketahuan satu atau dua [ternak] bergejala [sakit], maka satu kompleks itu kami tinggal. Cari yang lain," jelasnya.

Hal itu dilakukan, karena DP3 harus memastikan bahwa yang disuntik vaksin adalah ternak sehat.

"Itu tidak mudah," ucapnya.

Baca Juga: Ibu Asal Sleman Suarakan Ganja untuk Medis, MUI Akan Siapkan Fatwanya

Kendala lainnya, masih ada warga tak mau atau ketakutan sapinya disuntik. Laiknya sebagian masyarakat yang tak mau tubuhnya disuntik vaksin.

Load More