Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 29 Juni 2022 | 22:20 WIB
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo (kiri) dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman berfoto bersama ditemui di Kantor Desa Pondokrejo, Tempel, Sleman, Rabu (29/6/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman baru saja dikukuhkan sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting telah menemukan sejumlah kasus keluarga membutuhkan belum menerima bantuan. Ia memastikan akan segera berkomunasi dengan pihak terkait untuk mengatasi temuan itu.

"Tadi saya lihat masih ada beberapa ibu-ibu yang belum menerima PKH [Program Keluarga Harapan]. Dari dinas sosial dan nanti para Babinsa, Danramil, Dandim dan Danrem agar mengecek secara langsung kenapa ini tidak sampai ya," kata Dudung di Kantor Desa Pondokrejo, Tempel, Sleman, Rabu (29/6/2022).

"Atau mungkin karena memang ada pendataan-pendataan baru karena yang sudah sampai pun ada. Nanti secara simultan nanti akan kita cek. Bagaimana pendataan itu dan nanti akan segera saya komunikasikan dengan dinas sosial," sambungnya.

Menurut Dudung, hal itu perlu segera dilakukan untuk terus mendukung program pemerintah. Terlebih dalam penanganan kasus stunting di Indonesia sehingga mencapai sasaran.

Baca Juga: 6 Cara Cek Bansos PKH, Perhatikan Poin Utama Agar Terhindar Hoaks

Secara khusus, kata Dudung, memang program-program penanganan dan pencegahan stunting akan diserahkan kepada BKKBN. Namun ia memastikan pihaknya tetap akan membantu semaksimal mungkin pelaksanaannya di lapangan.

TNI Angkatan Darat juga akan mencoba memberikan dan melaksanakan program-program yang bisa membantu pemerintah. Sehingga dapat berjalan bersamaan dan saling memberi dukungan satu sama lain

"Pasti nanti secara teknis program ini [stunting] nanti dari BKKBN. Nanti syukur-syukur dari TNI Angkatan Darat ada program-program yang bisa nanti membantu pemerintah. Lalu kita padukan," terangnya.

Ia menilai rata-rata gizi buruk yang dialami oleh anak-anak di Indonesia disebabkan oleh faktor utama yakni ekonomi. Kemudian diperparah dengan pola makan yang tidak dijaga terlebih saat ibu-ibu mengandung.

"Saya lihat gizi buruk itu karena memang ekonomi rata-rata. Karena memang pola makan tadi juga ada yang lagi hamil minumnya bukan susu malah spirte sama coca cola. Nah karena memang posyandu ini belum dimanfaatkan secara maksimal nanti kita akan bantu dari babinsa untuk bersama-sama dengan BKKBN sosialisasi ini," pungkasnya.

Baca Juga: Terungkap! Warga Gresik Ini Dapat Bantuan PKH Meskipun Punya Mobil dan Rumah Bagus

Dudung juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama peduli dengan lingkungan sekitar. Dengan kemudian membantu sesama yang lebih membutuhkan.

Load More