Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 11 Juli 2022 | 18:40 WIB
Ungkap kasus kejahatan terhadap anak, eksploitasi dan distribusi materi pornografi dan kesusilaan korban anak melalui jaringan media sosial, di Mapolda DIY, Senin (11/7/2022). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Subdit V Siber Direktorat Kriminal Khusus Polda DIY berhasil meringkus seorang tersangka yang diduga melakukan tindak pidana kejahatan seksual terhadap anak. Tersangka yang berinisal FAS (27) itu diamankan setelah melakukan eksploitasi dan distribusi materi pornografi dan kesusilaan korban anak melalui jaringan media sosial.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda DIY AKBP Roberto Pasaribu menerangkan, kasus ini berhasil terungkap pada tanggal 21 Juni 2022 lalu. Diawali dari seorang Bhabinkamtibmas di sebuah desa di wilayah DIY yang menerima laporan dari guru sekolah dan orang tua siswa.

"Jadi ada 3 orang anak yang dihubungi oleh seseorang yang tidak dikenal itu dalam keadaan yang kaget dan menangis karena mereka ketika dihubungi itu ternyata diajak, ini anak umur 10 tahun perempuan, diajak untuk melihat alat kelamin dari pelaku melalui fasilitas video call," kata Roberto di Mapolda DIY, Senin (11/7/2022).

Roberto menuturkan Bhabinkamtibmas itu lantas bercerita ke anggota Ditreskrimsus Polda DIY. Mendapatkan kabar tersebut pihaknya langsung jemput bola mendatangi orang tua.

Baca Juga: Tak Terima Dituding Bela Pelaku Kejahatan Seksual Usai Bersaksi di Sidang JE, Kak Seto: Banyak yang Salah Duga

"Kita jemput bola ke orang tua korban, tanya apakah mau memberikan laporan. Jadi yang memberikan laporan adalah orang tuanya," ucapnya.

Dari laporan tersebut, polisi langsung melakukan profiling kepada semua data yang ada. Hingga akhirnya pelaku dapat diketahui berinisial FAS (27) tengah berada Klaten, Jawa Tengah.

Disampaikan Roberto, dari hasil pemeriksaan ternyata tersangka tergabung dalam beberapa grup WhatApps. Setelah sebelumnya juga bergabung di sosmed Facebook.

"Jadi dari sana sudah ada nomor-nomor yang memang dipersiapkan dan itu targetnya adalah korban anak. Dalam undang-undang perlindungan jelas usia 18 tahun ke bawah dinyatakan sebagai usia anak," tegasnya.

Selain mengamankan FAS, sejumlah barang bukti turut disita dari tangan tersangka. Mulai dari hp yang digunakan untuk menghubungi korban hingga potongan gambar pada saat pelaku menunjukkan alat kelaminnya kepada korban.

Baca Juga: Babarsari Dijuluki Gotham City, Begini Tanggapan Polisi

"Kemudian ini sprei dan sarung bantal yang menjadi bukti petunjuk bahwa betul itu adalah pelaku yang ditemukan sesuai identik untuk proses yang ada ini," tuturnya.

"Dari hpnya sendiri sudah selesai dilakukan proses pengangkatan barang bukti digital secara data elektronik dan ini sedang kita lakukan pengembangan untuk kelompok yang lain," sambungnya.

Atas perbuatannya tersangka dijerat dengan Pasal 45 ayat (1) Jo Pasal 27 ayat (1) Jo 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar dan menyangkut kesusilaan/ekploitasi seksual terhadap anak

Selain itu juga, diancam dengan Pasal 29 Jo Pasal 4 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250 juta dan paling banyak Rp6 miliar.

Load More