SuaraJogja.id - Wahyudi (59), ayah mendiang Tri Fajar Firmansyah (23), --korban penganiayaan buntut ricuh antarsuporter-- , Senin (25/7/2022), harus berat hati melepas kepergian putra bungsunya itu.
Kala ditemui di rumah duka, Wahyudi menumpahkan isi hatinya kala ditanyai sejumlah wartawan, Rabu (3/8/2022).
Ia mengungkap, akibat penganiayaan yang terjadi Senin malam itu, anak lelakinya itu dirawat di RSPAU Harjolukito selama delapan hari. Sejak itu, ia tak lagi sadarkan diri hingga berpulang ke haribaan Tuhan Yang Maha Esa, Selasa (2/8/2022).
"Kulo keloro-loro, keronto-ronto atiku. Semedot rasane (Sakit rasanya, hatiku hancur)," kata dia.
Anaknya yang begitu dekat dan hobi bergurau dengan Wahyudi dan istrinya, Lasiyem, kini terlebih dahulu dipanggil pulang oleh Tuhan.
Wahyudi mengungkap, sore sebelum kejadian nahas itu menimpa, Tri meminta untuk diambilkan makan dan disuapi olehnya.
Setelah makan, ia kembali ke kamar. Sedangkan Tri, ditelepon temannya kemudian pamit pergi keluar.
"Saya di rumah, malah mendengar kabar anakku tidak ada lagi," tambahnya.
"Minggu (24/7/2022) nika nggih sama mamake njaluk cium, kelon (Hari minggu itu dia sama ibunya mintai dicium dan ditemani tidur," imbuh dia lagi.
Baca Juga: Kabar Duka! Satu Suporter PSS Sleman Meninggal Dunia, Buntut Kericuhan di Yogyakarta
Meluruskan informasi yang selama ini beredar, Wahyudi menyebut putranya itu bukanlah tukang parkir di swalayan. Melainkan, sopir jasa antar makanan online.
"Dia bukan tukang parkir, cuma main di sana. Main sama anak sini. Anak saya jarang sebetulnya ke Mirota [swalayan terdekat lokasi penganiayaan]," ucapnya.
Ia mengakui, Tri merupakan suporter setia PSS Sleman dan kerap menonton tim andalannya itu bila bertanding.
Cerita dari teman-teman korban, sebelum diduga dikeroyok, korban sempat terjatuh dua kali saat peristiwa terjadi.
"Dioyak kalih sing brutal meniko. Anak kula mboten salah. Anak kulo mung meneng (Anak saya dikejar sama yang brutal itu. Anak saya tidak salah, dia itu orangnya pendiam)," tuturnya.
Ia berharap, kasus ini diusut tuntas oleh pihak berwajib
Dukuh Tambakbayan Widodo menambahkan, Tri Fajar dikenal sebagai pemuda supel yang aktif dalam kegiatan kepemudaan dan tidak neko-neko.
Tri bukanlah tukang parkir. Rekan Tri yang ditemui pada hari kejadianlah yang merupakan tukang parkir swalayan.
"Bukan tukang parkir. Yang tukang parkir itu mas Imam, hanya [mengalami] memar. Mereka teman dan ketemu seketika di sana," sebut dia.
Widodo menyatakan, dari luka yang dialami oleh korban, ada dugaan warganya itu dipukul menggunakan benda tumpul.
"Harapan kami diselesaikan secara hukum dan tuntas. Cukup ini terakhir dan mudah-mudahan tidak terulang lagi. Kasihan yang tidak tahu apa-apa," tandasnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Tri Fajar Firmansyah Tewas Dikeroyok Saat Ricuh Suporter, Keluarga Almarhum: Usut Tuntas dan Proses Seadil-adilnya
-
Mewaraskan Suporter Indonesia dari Budaya Barbar: Nyawa Lebih Mahal Dibanding Kebanggaan Semu
-
Buntut Suporter PSS Tewas Dikeroyok, Tagar Brajamusti Pembunuh Jadi Trending Topic
-
Juru Parkir Mirota Korban Rusuh Antarsuporter Meninggal Dunia, Publik Berduka
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk