Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 07 September 2022 | 17:09 WIB
Ilustrasi kenaikan harga BBM per Sabtu 3 September 2022. [Suara.com/Rochmat]

SuaraJogja.id - Belum juga sepekan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ditetapkan oleh pemerintah, sejumlah pedagang di Pasar Sleman mulai keluhkan turunnya jumlah pembelian.

Seorang pedagang di Pasar Sleman, Juniarti mengatakan, setiap ada kenaikan harga komoditas, dipastikan akan menurunkan jumlah penjualan. Misalnya bawang merah yang saat ini ia jual dengan harga Rp32.000/Kg.

"Awalnya Rp30.000/Kg," kata dia, Rabu (7/8/2022).

Untuk harga telur, hari ini ia menjual Rp27.000/Kg.

Baca Juga: Ikut Berkabung atas Tewasnya Suporter PSS, Pasoepati Pilih Tak Berangkat ke Sleman

"Naik karena BBM naik, ongkos perjalanan juga naik. Naik dikit pembelinya sudah turun," ucapnya.

Pedagang lainnya, Sukarsih mengatakan, harga bawang merah saat ini mencapai Rp27.000/Kg, beberapa pedagang selain dirinya bahkan menjualnya sampai Rp30.000/Kg. Harga bawang merah melesat dari harga semula Rp25.000/Kg.

"Jumlahnya [pembelian] turun sendiri, tambah turun lagi [jumlah pembeliannya] kalau ada bantuan sembako gratis dari pemerintah," kata dia.

Ia mengatakan, harga kebutuhan dapur juga turut mengalami kenaikan. Misalnya garam batang yang tadinya Rp3.000 kini menjadi Rp3.500/batang.

Sementara itu gandum yang tadinya Rp12.000/Kg menjadi Rp13.000/Kg.

Baca Juga: Pemkab Sleman Respon Kenaikan Harga BBM: Tarif Jip Wisata akan Ada Penyesuaian

"Sudah naik semua jualannya. Setelah Sabtu kemarin, semua naik karena alasannya bensin mahal," jelasnya.

BLT Diprediksi Bakal Dongkrak Daya Beli

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman Mae Rusmi tidak memungkiri adanya penurunan daya beli masyarakat secara otomatis, usai kenaikan harga BBM.

Namun, meskipun saat ini masyarakat masih menahan diri, diperkirakan turunnya Bantuan Langsung Tunai (BLT) bisa membantu mengungkit daya beli.

"Nah ini kan baru proses [BLT]. Mudah-mudahan nanti kebijakan seiring sehingga semua bisa normal," harapnya.

Saat ini, harga tertinggi produk pokok masyarakat yang mengalami kenaikan adalah cabai.

"Tetapi belum tahu persis apa ini dampak BBM atau yang lain, karena cabai memang naik turun ya jadi belum tahu persis dampak BBM atau bukan," kata dia.

Demikian juga harga telur yang naik sejak dua atau pekan lalu, karena bersamaan dengan turunnya bantuan pangan non tunai. Hal itu menyebabkan masyarakat penerima yang jumlahnya sekitar 18 juta orang, secara bersamaan harus membelanjakan bahan pangan, salah satunya telur.

"Sehingga ketersediaan telur dipasaran menipis. Otomotis harganya naik, namun beberapa hari belakangan turun," ungkapnya. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More