Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 07 September 2022 | 18:55 WIB
Penjualan barang awul-awul di Jogja Thrift Market#2 di JEC. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Bisnis pakaian bekas atau awul-awul memang tidak ada matinya. Meski Kementerian Perdagangan sempat membakar baju bekas impor senilai miliaran rupiah pada Agustus 2022 lalu, para pecinta awul-awul tetap berburu pakaian bekas.

Sebut saja dalam Jogja Thrift Market #2 yang digelar di Jogja Expo Center (JEC) pada 2-6 September 2022 kemarin, lebih dari 70 ribu pengunjung berburu barang-barang secondhand tersebut. Bahkan hanya dalam waktu lima hari, transaksi penjualan awul-awul cukup fantastis hingga mencapai lebih dari Rp 5,87 Miliar.

"Setiap harinya lebih dari sepuluh ribu pengunjung datang untuk membeli awul-awul ke pameran ini. Bahkan pada akhir pekan dan hari terakhir mencapai dua puluh ribu pengunjung dalam sehari," ujar Steering Comittee Jogja Thrift Market#2, Endro Wardoyo di JEC, Rabu (07/09/2022).

Menurut Endro, transaksi pada Thrift Market yang diikuti 200 pelaku usaha awul-awul kali ini meningkat cukup signifikan dibandingkan acara yang sama pada Mei 2022 lalu. Saat itu transaksi penjualan awul-awul pada bulan puasa Rp 4,6 miliar.

Baca Juga: Porda DIY dan Peparda 2022 Diklaim Sukses di Sleman, Dinas Pariwisata Lirik Sport Tourism

Tingginya minat masyarakat akan produk secondhand ini bukan tanpa alasan. Mereka bisa mendapatkan barang bekas dengan kualitas yang bagus namun dengan harga yang sangat miring.

Apalagi di tengah pandemi COVID-19 dan menurunnya perekonomian warga, pakaian menjadi barang sekunder yang dibeli masyarakat. Dengan adanya pilihan pakaian awul-awul dengan harga yang terjangkau, mereka memilih produk tersebut ketimbang beli baju baru.

"Sesuai artinya thrif atau berhemat, masyarakat memilih membeli baju murah saat ini karena harus berhemmat untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Toh meski bekas  tapi tetap bagus dan fashionable tapi murah, jadi pilihannya thrift ya," paparnya.

Sementara Project Event Jogja Thrift Market, Sapto Daryono menjelaskan, kegiatan tersebut bisa menjadi trigger atau pemicu  perggerakan ekonomi di DIY. Apalagi UMKM yang terlibat dalam acara tersebut menikmati dampak positif selama gelaran acara lima hari.

“Ini tentu obat bagi UMKM terutama paska pandemi," tandasnya.

Baca Juga: FOTO: Aksi Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Jogja, Gerbang DPRD DIY Roboh hingga Massa Bakar Ban

Karenanya acara yang sama akan digelar pada Desember 2022 mendatang. Diharapkan akan semakin banyak pelaku usaha awul-awul dari berbagai daerah yang ikut serta.

"Nanti kami akan jadwalkan lagi untuk yang ketiga, semoga kita bisa dapat slot karena semakin banyak kegiatan perekonomian mulai digelar di jogja saat ini," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More