SuaraJogja.id - Petani Desa/Kalurahan Demangrejo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, panen raya bawang merah di lahan seluas 60 hektare dengan harga jual Rp18,40 miliar.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sido Rukun Seniya di Kulon Progo, Rabu, mengatakan tahun ini, harga bawang merah saat panen cukup bagus, yakni lahan seluas 2.500 meter, panen bawang merah dihargai sekitar Rp27 juta hingga Rp30 juta tergantung kualitas bawang merah.
"Di Bulak Srikayangan, khususnya di Desa Demongrejo ada lahan bawang merah seluas 60 hektare yang saat ini sudah dibeli oleh tengkulak. Berdasarkan laporan kelompok tani, sampai sore ini dengan luasan lahan 60 hektare terjual pada kisaran Rp18,40 miliar," kata Seniya.
Ia mengatakan bertanam bawang merah menjadi daya tarik bagi petani milenial karena secara ekonomis dalam keadaan normal lebih menguntungkan dari pada komoditas yang lainnya.
Selain itu, tanaman bawang merah umurnya pendek dan pemasaran mudah, serta menyerap tenaga kerja.
Namun ada kendala yang dihadapi petani yakni harga benih dan saprodi bawang merah sangat mahal. Selain itu, kesulitan mencari tenaga kerja pada musim tanam, belum mempunyai jalan usaha tani yang memadai hingga serangan hama.
"Kami sangat berharap ada bantuan percepatan pembangunan jalan usaha tani untuk mempermudah aktivitas petani dalam menanam bawang merah. Kami juga berharap dipermudah mendapatkan pupuk bersubsidi," katanya.
Petani bawang merah Pargio berharap Bendung Drigul segera difungsikan, memberikan kemudahan petani membeli pupuk bersubsidi dan non-subsidi.
"Kami juga berharap akses jalan tani yang memadai," katanya.
Baca Juga: Kembangkan UMKM di Kulon Progo, Puluhan Pelaku Usaha Terima NIB
Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati mempersilakan bawang merang mengajukan proposal pembangunan jalan usaha tani ke DPRD.
"Silakan mengusulkan dan membuat proposal pembangunan jalan usaha tani. Kami tidak janji, tapi kami akan mengupayakan pembangunannya," kata Akhid.
Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo Yuliyantoro mengatakan petani Bulak Srikayangan yang meliputi Desa Srikayangan, Desa Demangrejo, Desa Sukoreno dan Tuksono, hingga Kedungsari (Pengasih) hanya berharap pemerintah mempermudah petani mendapatkan pupuk dan Saprodi, serta ketersediaan air.
"Itu masalah klasik yang diharapkan oleh petani bawang merah setiap masa tanam dari Agustus sampai akhir September," katanya.
Selain itu, petani mengharapkan ketersediaan bibit saat memasuki masa tanam. Seharusnya, Pemkab Kulon Progo menyediakan benih bawang merah di Kulon Progo. Berdasarkan perhitungan, potensi lahan bawang merah seluas 500 hektare membutuhkan anggaran Rp50 miliar untuk benih.
"Saat masa tanam Agustus ini, uang Rp50 miliar tersebut lari ke Nganjuk (Jawa Timur)," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
BJLB1 Jadi Tonggak Penting Pengembangan Investasi Syariah di Pasar Modal Nasional
-
Dari Luka Jadi Cahaya: Resep Hati 'Glowing' ala DRW Skincare dan Ustaz Hilman Fauzi
-
Perusahaan Skincare Resmikan Klinik Baru di Yogyakarta, Siap Bangun Pabrik pada Tahun Depan
-
DANA Kaget Spesial Warga Jogja: Akhir Pekan Cuan Rp199 Ribu, Sikat Linknya!
-
10 Kuliner Hidden Gem Jogja yang Wajib Dicoba, Cocok Buat Jalan Santai Akhir Pekan