Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 21 November 2022 | 18:18 WIB
Calon lokasi transit pedagang pasar Godean.(dok.ist/Sigit)

SuaraJogja.id - Pasar Godean akan direvitalisasi dengan menggunakan anggaran pemerintah pusat, dalam beberapa waktu ke depan. Terkait rencana itu, masih ada pedagang Pasar Godean yang keluhkan teknis relokasi harus diawali dengan transit terlebih dahulu. 

Salah satunya seperti dikeluhkan Sigit Budi Permana, Senin (21/11/2022). Ia menilai, ada biaya berlipat yang harus dikeluarkan oleh pedagang bila mereka harus transit dan relokasi. 

"Kelayakan tempat transit, baik dari sisi kualitas maupun ukuran tidak memadai," ujarnya. 

Pedagang menurutnya, saat ini mengharapkan omzet yang berkelanjutan, apalagi saat ini kondisi mereka masih babak belur dihantam pandemi, kenaikan BBM, kenaikan tukar Rupiah terhadap dolar Amerika dan sebagainya.

Baca Juga: Perkuat Wawasan Demokrasi, Wakil Bupati Sleman Beri Arahan ke Pelajar hingga Tokoh Masyarakat di Seyegan

Sigit diketahui belum mengikuti sosialisasi transit dan relokasi dan baru mendapatkan undangan untuk mengikuti sosialisasi terjadwal Rabu (23/11/2022).

Namun, ia mendapatkan dokumentasi sosialisasi dari rekan sesama pedagang dan di sana para pedagang diberi pengertian di dalam kegiatan sosialisasi. Pihak yang memberi sosialisasi menjelaskan bahwa adanya 'pasar transit' adalah super darurat, karena area relokasi belum siap digunakan. Sementara itu, relokasi dan jadwal demolish (penghancuran pasar) dimajukan lebih cepat.

"Super Darurat karena apa? Gempa bumi? Tsunami? Likuifaksi? Tanah longsor? Banjir bandang? Atau super darurat karena mau bancakan uang proyek?," kata dia. 

Saat ini, menurut Sigit, kondisi pasar Godean masih layak digunakan. Sehingga belum dibutuhkan relokasi dan percepatan revitalisasi pasar. Dan ia berharap, revitalisasi pasar Godean tetap berjalan sesuai rencana awal, tanpa adanya transit.

Ia menilai transit merupakan pemborosan keuangan negara dan tidak jelas hasil keluarannya. Selain itu, tidak ada alasan urgensi yang mendasari adanya percepatan pindahnya pedagang pasar Godean. Sampai akhirnya muncul kebijakan blunder. 

Baca Juga: Dukung Ekonomi Kerakyatan Desa, Wakil Bupati Sleman Buka Ngayogjazz 2022 di Cibuk Kidul

"Terkesan hanya memikirkan kinerja semata. Mulai dari penyerapan anggaran, kinerja ASN tanpa berempati dengan pedagang," ucapnya.

Sigit menegaskan bahwa dirinya tidak anti revitalisasi dan relokasi, pada intinya ia hanya mempermasalahkan transit yang tidak memiliki urgensi. Apalagi kalau hanya sekadar untuk dapat segera menghabiskan anggaran dan menjalankan instruksi presiden.

"Kalau diundang, saya akan datang dan saya ingin ada diskusi, bukan hanya penjelasan juklak dan juknis," tegasnya.

"Sebenarnya mengenai revitalisasi Pasar Godean, apabila sudah tidak bisa dihindari atau ditunda, bisa dipahami dan diterima. Namun dilakukan dengan cara-cara penuh empati dan kemanusiaan terkait dengan banyaknya pencari nafkah di Pasar Godean," tuturnya.

Sebelumnya, Sekretaris Disperindag Sleman, Tina Hastani mengatakan, persiapan menuju revitalisasi pasar Godean terus dilakukan. Salah satunya, menyiapkan lahan transit maupun lahan relokasi bagi pedagang.

Transit dilakukan karena lahan relokasi di Kalurahan Sidoluhur belum bisa ditempati, maka para pedagang sementara akan menempati relokasi transit terlebih dahulu di tiga tempat. 

"Para pedagang rencana mulai dipindah pada pertengahan Desember. Pindahnya bertahap dengan sistem zonasi," ucapnya, kal aditanyai pada Sabtu (19/11/2022). 

Pemkab akan membuatkan tempat berjualan sementara bagi pedagang di area relokasi. Sehingga pedagang tinggal menempatinya. 

Soal keluhan pedagang terkait dua kali pindahan, menurut Tina langkah itu adalah alternatif terbaik untuk menyikapi semuanya. Karena Februari-Maret 2023, Pasar Godean harus sudah clean, sementara itu relokasi belum siap 100%.

"Maka ditempuh mekanisme transit, memang kemarin banyak pertanyaan kenapa harus transit kenapa tidak langsung saja. Kami sudah menjelaskan dan sudah kami sosialisasikan kepada pedagang, alhamdulillah sudah banyak yang memahami," terangnya, lewat pesan singkat.

Bukan hanya soal pindahan dua kali, pedagang juga mengeluhkan tempat transit yang hanya dibangun menggunakan bambu. 

"Itu hanya dipakai sementara, di relokasi sesungguhnya nanti lebih bagus, namanya juga darurat. Tapi ini sudah seperti yang sering kami pakai kalau ada revitalisasi pasar," ujarnya.

"Contohnya Pasar Potrojayan, [bangunan] relokasi juga seperti itu malah dipakai untuk satu tahun," jelasnya. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More