SuaraJogja.id - Sedikitnya lima kalurahan terdampak proyek pembangunan tol Jogja-Yogyakarta International Airport (YIA).
Panewu Gamping, Sarjono mengatakan, lima kalurahan terdampak tol Jogja-YIA di wilayahnya, terdiri atas Kalurahan Trihanggo, Nogotirto, Banyuraden, Ambarketawang, Balecatur.
Ia menyebut, jumlah bidang terdampak di masing-masing kalurahan masih belum luasan pasti. Mengingat, izin penetapan lokasi (IPL) belum turun.
"Masih sosialisasi awal. Setelah sosialisasi awal selesai, maka selanjutnya konsultasi publik. Konsultasi publik belum tahu kapan, BPN DIY yang menjadwalkan," terangnya, lewat sambungan telepon, Senin (9/1/2023).
Ia menambahkan, jumlah bidang terdampak di Gamping sementara ini meliputi 61 bidang di Trihanggo, di Kalurahan Nogotirto 127 bidang, selanjutnya di Banyuraden 279 bidang, 427 bidang ada di Ambarketawang, di Balecatur 364 bidang.
Kala ditanya bentuk lahan mayoritas yang terdampak tol, Sarjono menyebut berbentuk pertanian.
"Kalau fasilitas publik terdampak ada, bentuknya masjid dan makam," tuturnya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Lurah Trihanggo Fajar Yunior membenarkan bahwa, wilayah Kalurahan Trihanggo menjadi satu di antara kawasan di Kapanewon Gamping yang terdampak pembangunan jalan tol Jogja-YIA.
Namun Fajar belum mengetahui secara pasti berapa jumlah lahan terdampak tol di Trihanggo.
Baca Juga: Ini 3 Kalurahan yang Didahulukan Dalam Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Seksi 2
"[Trihanggo terdampak] itu benar. Masterplan, siteplan-nya itu sudah ada. Cuma berapa bidang [terdampak] dan itu bidangnya siapa itu belum tahu," kata dia.
"Pemerintah Kalurahan belum ada data berapa bidang. Jadi yang baru disosialisasikan itu tahap pertama, yakni bahwa Trihanggo terdampak tol," jelas lurah termuda di Kabupaten Sleman ini.
Senada dengan yang diungkap Panewu, Fajar menyebut bahwa lahan pertanian adalah jenis tanah mayoritas yang bakal tergusur proyek nasional di Trihanggo.
"Pertanian," ucapnya singkat.
Fajar juga mengungkap, di wilayahnya masih ada sejumlah warga pemilik lahan pribadi, yang menolak pembangunan tol.
Mereka yang menolak itu rerata merupakan ahli waris lahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Konser "Jogja Hanyengkuyung Sumatra": Kunto Aji hingga Shaggydog Ikut Turun Gunung
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana
-
Anak Mantan Bupati Sleman Ikut Terseret Kasus Korupsi, Kejaksaan Buka Suara Soal Peran Raudi Akmal
-
Imbas Jembatan Kewek Ditutup, Polisi Siapkan Skema Dua Arah di Sekitar Gramedia-Bethesda