SuaraJogja.id - Polisi akhirnya berhasil menangkap terhadap satu pelaku penganiayaan dan upaya perampasan kendaraan bermotor di kawasan UPN Yogyakarta beberapa waktu lalu. Pelaku yang bermodus mengaku petugas Samsat itu diamankan setelah sempat melarikan diri ke luar kota.
Wadir Reskrimum Polda DIY AKBP K Tri Panungko menuturkan pelaku yang berhasil ditangkap itu adalah IL (22). Pelaku diamankan ketika berada di sebuah kos di kawasan Sukolilo, Surabaya
"Pada hari ini kita lihat bersama, kita sudah berhasil mengamankan satu orang tersangka atas nama IL. Jadi untuk terkait dengan pelaku ini kita amankan di salah satu kos yang berada di Surabaya," kata Tri saat rilis kasus di Mapolda DIY, Selasa (16/5/2023).
Dihadapan polisi, tersangka IL mengakui perbuatannya penganiayaan dan percobaan pemerasan yang dilakukan pada hari Selasa (2/5/2023) lalu. Diungkapkan Tri, pelaku memang sengaja mengaku sebagai petugas samsat untuk meyakinkan korbannya.
"Tujuannya supaya lebih mudah mengelabui korban dengan identitasnya sebagai anggota samsat. Tapi itu hanya modus saja tapi realitanya bukan pegawai samsat," ujarnya.
Tri mengungkapkan peran IL dalam peristiwa itu sebagai pelaku yang mendatangi dan memukulkan hp ke korban. Sementara NR yang bertugas sebagai joki masih dalam proses pencarian.
Tujuan para pelaku menarik motor korban sendiri untuk kemudian diinformasikan ke jasa leasing. Pelaku bergerak setelah melihat daftar motor yang menunggak atau belum membayar tagihan di aplikasi.
"Dengan mengamankan motor korban nanti ada imbalan. Itu hanya modus. Secara perintah dari pihak leasing belum ada tapi karena terdata di aplikasi itu. Jadi pelaku bisa melihat motor yang menunggak angsuran," terangnya.
Ditanya terkait pelaku yang merupakan anggota debt collector (DC), kata Tri, hingga saat ini yang bersangkutan tidak bisa memberikan surat kuasa dari pihak DC. Sehingga dipastikan para pelaku ini tidak terdaftar dalam suatu organisasi DC tertentu.
"Jadi statusnya adalah ya tidak terdaftar di dalam suatu organisasi DC. Karena tidak bisa menunjukkan surat kuasa, kita belum bisa menyebut sindikat atau tidak. Tapi yang jelas mereka secara individu, mereka bekerja berdua," tuturnya.
Atas peristiwa ini, pelaku disangkakan pasal 351 KUHP atau Pasal 335 KUHP atau pasal 368 KUHP Jo pasal 53 KUHP. Dengan ancaman penjara minimal 1 tahun penjara dan maksimal 9 tahun penjara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Jogja Seriusi Aturan Baru Tekan Sampah Plastik, Siap-Siap Bawa Tas Belanja Sendiri
-
Drama Pasar Godean Berlanjut: Target Relokasi Melayang, Pedagang Kecewa
-
Masih Nganggur? Jangan Cuma Bengong, Ini Solusi Dapat Saldo DANA Kaget Rp149 Ribu, 3 Link Cair!
-
Yayasan Pengelola SPPG Jogotirto Berbah Buka Suara Soal Operasional Berhenti, Dana Belum Turun
-
SPPG di Sleman Terpaksa Dihentikan, Siswa Kembali Bawa Bekal? Ini Penjelasan Pemkab