Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 18 September 2023 | 07:35 WIB
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo membuka pelatihan kewirausahaan mandiri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sleman di Aula Kantor Bappeda Sleman, Senin (19/6/2023). [Ist/Pemkab Sleman]

SuaraJogja.id - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengaku merasa prihatin atas kasus pembuangan bayi di Sungai Buntung yang berada di Dusun Krasakan, Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Sleman, pada Kamis (14/9/2023) kemarin. Ia mengecam keras tindakan semacam itu.

"Sebagai seorang perempuan dan ibu, saya merasa miris juga sedih dengan kejadian itu. Bayi yang sudah dibiarkan hidup dalam kandung selama 9 bulan tapi begitu lahir dibuang hingga meninggal seperti itu. Ini sangat tidak masuk akal bukan tindakan yang manusiawi lagi," kata Kustini dikutip Senin (18/9/2023).

Terlepas dari pelaku pembuangan bayi itu warga Sleman atau bukan, Kustini khawatir adanya penurunan moral di tengah masyarakat. Hal itu yang kemudian menjadi penyebab terjadinya sejumlah kasus pembuangan bayi di Sleman.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman sendiri tidak tinggal diam mengenai persoalan ini. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) berbagai program telah dilaksanakan.

Baca Juga: Detik-detik Penangkapan Lelaki Terduga Pelaku Pembuang Bayi Kembar di Sleman

Mulai dari sosialisasi serta edukasi mengenai bahaya seks bebas, pernikahan dini, sadar gender dan lain sebagainya. Kustini menyebut bahwa kebijakan dan program mengenai perempuan dan anak selalu menjadi perhatian.

"Kebijakan dan program yang berkaitan dengan perempuan dan anak selalu kita upayakan. Kita juga punya psikolog, pendampingan hukum, sosialisasi ke sekolah, door to door juga terus menerus kita lakukan," tuturnya.

"Dan jika memang ditemukan ada bayi dibuang, kita juga tangani dan rawat segera artinya secara peran kita sudah lakukan secara maksimal. Dan kalau masih ada tindakan seperti [pembuangan bayi] itu, tentu ada fenomena yang tidak baik, yaitu penurunan moral di masyarakat kita," sambungnya.

Berkaca dari kejadian tersebut, Kustini berharap agar seluruh masyarakat lebih memperhatikan persoalan anak dan perempuan. Terlebih agar melindungi dan memberikan hak anak untuk hidup.

"Karena Sleman adalah kabupaten layak anak, ramah anak. Saya harap warga Sleman untuk selalu melindungi anak-anak yang lahir, karena anak yang lahir harus kita lindungi," pungkasnya.

Baca Juga: Dua Mayat Bayi Diduga Kembar Ditemukan di Sungai Buntung Sleman, Kondisi Diperkirakan Belum Lama Lahir

Sebelumnya diberitakan, dua mayat bayi diduga kembar ditemukan di Sungai Buntung yang berada di Dusun Krasakan, Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Sleman, pada Kamis (14/9/2023). Dari pemeriksaan sementara mayat dua bayi perempuan itu ditemukan dalam kondisi masih belum lama lahir.

Kapolsek Berbah Kompol Parliska Febrihanoto menuturkan dua sosok bayi itu ditemukan oleh pemancing sekira pukul 10.00 WIB. Dua bayi itu sudah dalam kondisi tak bernyawa dan mengapung di sungai.

Load More