Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 03 Desember 2023 | 15:50 WIB
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (13/3/2023). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 13 Maret 2023 pukul 00.00-06.00 WIB telah terjadi 30 kali guguran lava pijar dengan jarak luncuran maksimal 1.100 meter ke arah barat. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/nym.)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih mencatat kembali luncuran awan panas dan puluhan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 24 - 30 November 2023.

"Pada minggu ini terjadi 2 kali awanpanas guguran ke arah selatan [hulu Kali Boyong] dengan estimasi jarak luncur sejauh 1.500 meter dan ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng] dengan estimasi jarak luncur sejauh 2.000 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Minggu (3/12/2023).

Semetara itu guguran lava teramati sebanyak 97 kali ke arah selatan dan barat daya. Meliputi 20 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.500 meter dan 77 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter.

Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Alami Erupsi Jumat Malam, Boyolali Aktifkan Tim Siaga Desa

"Suara guguran terdengar 25 kali dari Pos Kaliurang dan Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," ungkapnya.

Berdasarkan hasil pengamatan morfologi kubah barat daya teramati adanya sedikit perubahan akibat aktivitas pertumbuhan kubah dan guguran lava. Sedangkan untuk morfologi kubah tengah relatif tetap.

"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 16 November 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 3.348.600 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.000 meter kubik," ucapnya.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa fase banyak yang mencapai 1.592 kali. Disusul gempa guguran 980 kali, 8 kali vulkanik dangkal, 5 kali gempa tektonik serta 2 kali gempa frekuensi rendah.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih tinggi. Terutama gempa MP [fase banyak] yang mengindikasikan adanya kenaikan aktivitas magmatik di kedalaman kurang dari 1,5 km dari puncak," ujar dia.

Baca Juga: Angka Kebutaan di DIY Capai 4.000 Kasus, Jumlah Pendonor Mata Minim

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,01 cm per hari.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata dia.

Load More