SuaraJogja.id - Pemda DIY mulai merealisasikan kebijakan penutupan TPST Piyungan. Diantaranya melalui penutupan kawasan pembuangan sampah tersebut dengan pagar sebelum benar-benar ditutup pada Mei 2024 mendatang.
Pemkot Yogyakarta pun hanya diberi kesempatan untuk membangun tempat pengolahan sampah di Sitimulyo, Piyungan, Bantul selain mengolah sampah di Nitikan. Akibatnya sampah-sampah kembali terlihat menumpuk di sejumlah depo di Kota Yogyakarta.
Seperti yang terlihat di depo TPS Baciro, TPS Lempunyan, TPS Kotabaru dan lainnya. Meski truk-truk petugas sampah hilir mudik mengambil sampah di sejumlah depo tersebut, tumpukan sampah masih saja berserakan di TPS-TPS tersebut.
"Tadi kami [petugas sampah] sudah ambil sampah 1 truk yang bisa mengangkut sampai sekitar 5 ton, tapi ya masih cukup banyak karena sampah terus berdatangan," ujar salah seorang petugas, Pardianto saat ditemui di TPS Baciro, Kamis (07/03/2024).
Petugas, menurut Pardianto bahkan sudah membantu memilah sampah plastik dan sampah organik untuk dikirim ke depo sampah di Mandala Krida. Namun tingginya volume sampah masih membuat petugas kerja keras mengambil sampah-sampah.
"Ada yang buang sampah meski ada jadwalnya tiga hari buka dan satu hari tutup," ujarnya.
Secara terpisah Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo, angkat bicara terkait tingginya volume sampah di Kota Yogyakarta. Termasuk penolakan warga Sitimulyo akan pengolahan sampah Kota Yogyakarta di TPST Piyungan.
Kusno mengakui masih terdapat penumpukan sampah di demo yang ada di Kota Jogja. Persoalan itu akan menjadi evaluasi bagi pihaknya dalam menerapkan kebijakan desentralisasi sampah penuh di April 2024 mendatang.
"Ini yang selalu kami dorong agar kota jogja bisa menyelesaikan itu. Kemarin memang disampaikan dari pemkot bahwa tempat yang pinjam pakai di tpst piyungan itu masih proses atau masih identifikasi dengan pemerintah kalurahan atau masyarakat setempat," tandasnya.
Baca Juga: Tak Hanya Beras, Harga Bahan Pokok Lain di Jogja ikut Melambung
Menurut Kusno, penolakan warga Sitimulyo wajar saja. Karenanya Pemda DIY meminta Pemkot Jogja untuk menjalin komunikasi yang intensif dengan warga dan pemerintah Sitimulyo.
Berita Terkait
-
Kapan Pemutihan Pajak Kendaraan Jogja Tahun 2025 Dibuka? Ini Info Tanggalnya
-
Kabid DLH Tangsel Nangis Kejer, Kejati Banten Kembali Tetapkan 1 Tersangka Korupsi Sampah
-
Nah Lho! Nangis Layaknya Anak Kecil, Kabid DLH Tangsel Mewek usai Ditahan Kasus Korupsi Sampah
-
Zonasi Sampah Regional, Terobosan Ahmad Luthfi Atasi Keterbatasan TPA di Jawa Tengah
-
DKI Jakarta Operasikan Truk Listrik MAB untuk Angkut Sampah
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta