SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan status siaga darurat bencana hidrometeorologi di provinsi ini telah berakhir pada 30 April 2024, dan tidak diperpanjang lagi.
"Dari evaluasi kejadian bencana sampai April sudah relatif jarang sekali atau bahkan tidak ada hujan, sehingga tidak diperpanjang lagi," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Lilik Andi Aryanto saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Lilik, berakhirnya status siaga darurat bencana hidrometeorologi juga disebabkan sebagian wilayah di DIY telah memasuki fase awal musim kemarau.
Selain di level provinsi, status di tingkat kabupaten juga telah berakhir, kecuali Kabupaten Bantul yang baru berakhir pada 31 Mei 2024.
Baca Juga: Pasca Protes Baliho, Pemda DIY Pastikan Tak Perpanjang Jabatan Singgih Raharjo
Selama status siaga darurat itu berlaku, menurut dia, pemerintah daerah leluasa mengakses anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk menangani dampak bencana.
"Namun kalau melihat kemarin BTT tidak kita pakai karena dari dana rutin sudah mencukupi," katanya.
Berdasarkan hasil evaluasi, ancaman bencana hidrometeorologi di DIY seperti angin kencang, banjir, hingga tanah longsor sudah tidak lagi ditemukan.
Meski demikian, Lilik mengimbau masyarakat tetap menjaga kesiapsiagaan karena ancaman bencana lain masih ada selama musim kemarau seperti kebakaran maupun kekeringan.
"Jadi meskipun tidak ada status siaga darurat, kita harus tetap sadar bahwa kita berada di daerah rawan bencana dengan begitu kita tetap meningkatkan kesiapsiagaan," katanya.
Baca Juga: KPU Yogyakarta: Satu Orang Konsultasi Calon Perseorangan Pilkada 2024
BMKG memprakirakan awal musim kemarau di DIY terjadi pada Mei 2024 dasarian (10 hari) pertama dan Mei dasarian ketiga.
Sebagian besar wilayah di DIY memasuki awal musim kemarau pada Mei dasarian pertama dan puncaknya pada Juli 2024.
Berita Terkait
-
Belum Ada Asrama Embarkasi di YIA, 3 Ribu Lebih Jemaah Haji dari DIY Berangkat Lewat Solo
-
Saeorang Pekerja Tewas Dalam Proyek Revitalisasi Beteng Keraton Yogyakarta di Nagan Kidul, Begini Respon Pemda DIY
-
Beredar Penampakan Sampah Dibuang ke Area Bekas Tambang di Gunungkidul, Ini Respon Sri Sultan HB X
-
Syawalan di Gunungkidul, Sri Sultan HB X Dapat Keluhan Soal Sulitnya Meningkatkan IPM
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip