SuaraJogja.id - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman Epiphana Kristiyani buka suara mengenai kebijakan tidak lagi mengambil sampah organik di masyarakat. Hal ini salah satunya berkaitan dengan teknis pengolahan sampah yang belum maksimal.
"Kenapa kok muncul kebijakan itu, pertama kita memang sudah siap dengan sarana, ada TPST, ada optimalisasi transfer depo, optimalisasi TPS3R, kemudian ada bantuan kelurahan dan sebagainya tapi mesin kita kan belum optimal," kata Epi, Rabu (15/5/2024).
Selain itu, waktu pengambilan sampah baik dari jasa pengangkut swasta maupun tulang gerobak juga berpengaruh. Dalam seminggu sampah di masyarakat biasanya dijadwalkan dua kali diambil.
Dengan rentan waktu itu, jika sampah organik tak dipilah maka akan menimbulkan bau tak sedap. Hal itu akan berpengaruh kepada keseluruhan sampah yang nantinya dibawa ke TPST untuk diolah.
Baca Juga: Bupati Ancam Pidanakan Pembuang Sampah Ilegal Ke Gunungkidul, Sanksi Penjara 6 bulan
"Jadi kalau seminggu 2 kali, sampah organik yang kita ambil pasti umurnya lebih dari 3 hari. Kalau lebih dari tiga hari sudah bau. Jadi kami enggak bisa," ucapnya.
Epi menegaskan Pemkab Sleman bukan semata-mata lantas lepas tangan dalam persoalan pengelolaan sampah organik di masyarakat. Namun, ia mengaku bahwa pihaknya belum mampu untuk mengolah itu secara maksimal.
"Jadi sebetulnya bukannya kami tidak mau, pemerintah tidak mau menanggung pengelolaan sampah organik, tidak, karena kami belum bisa mengolah," tuturnya.
"Karena kebanyakan sampah organik akibat sistem pelayanan kita biasanya oleh penggerobak atau jasa pengangkut swasta itu kan diambilnya seminggu 2 kali, itu pasti sampahnya berbau. Padahal TPST kita itu kan jaraknya dengan pemukiman kan tidak ada 500 meter," sambungnya.
Pemkab Sleman tidak tinggal diam dalam persoalan sampah di wilayahnya. Sarana prasarana pun mulai dibangun untuk menunjang program desentralisasi yang diperintahkan.
Baca Juga: Muncul Lagi Tumpukan Sampah Ilegal di Gunungkidul, Kali Ini Sasar Tanah Milik Warga
Kendati begitu, kata Epi, memang semua masih akan berproses secara bertahap. Termasuk memaksimalkan opersional TPST yang telah dibangun yakni di Tamanmartani dan Minggir.
"Ya ini bertahap, sehingga kami sekarang berupaya mengoptimalkan, operasional (TPST) Tamanmartani, Minggir, kemudian nanti ada TPST ketiga dan sebagainya. Nah saya yakin kalau semua sudah tersedia dengan baik, ya kami juga akan mengerjakan sesuai dengan tupoksi kami," terangnya.
DLH Sleman mengajak semua masyarakat untuk membiasakan memilah sampah dari rumah. Sebab jika tidak dipilah maka pengolahan sampah pun akan susah dimaksimalkan.
"Kita terbiasa mencapur sampah, sehingga mau diolah seperti apa juga bingung. Kalo dicampur mau diapakan juga bingung, kalau dibakar juga pembakarannya tidak sempurna, mau diolah, siapa yang mau mengolah kalau tercampur seperti itu," tandasnya.
Berita Terkait
-
Penggunan Sistem Sirkular Dinilai Pelaku Industri Bisa Kurangi Sampah Plastik
-
LPKR Alihkan 3.200 Ton Sampah, Perkuat Inisiatif 3R
-
Aksi Suporter Indonesia Kompak Bersihkan Sampah di GBK Jadi Omongan: Kebaikan Jepang Menular
-
Warga Bisa Cek Udara Jakarta, Pemprov Sediakan Data Real-Time dari 31 Stasiun Pemantau
-
Oral Seks Berujung Pasal Berlapis! Begini Nasib Pengendara Xpander yang Tabrak Lari Penyandang Disabilitas hingga Tewas
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi