SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menggalakkan program Pemantauan Terpadu Permasalahan Gizi Balita (Pandu Sagita). Program itu sebagai upaya dalam percepatan penurunan stunting di Kota Yogyakarta.
Program Pandu Sagita tersebut menjadi gerakan penyuluhan kesehatan yang dapat memonitoring posyandu terhadap verifikasi dan validasi data penapisan balita stunting yang ada di masing-masing wilayah.
"Tentu peran kader kesehatan sangatlah penting. Dimana kader posyandu ini merupakan motor penggerak utama dalam pemantauan balita stunting yang ada di setiap wilayah," Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani, Minggu (4/8/2024).
Diharapkan Emma, program ini dapat mendukung program penurunan stunting secara nasional. Berdasarkan Data Pemantauan Status Gizi melalui Capaian Intervensi Serentak, Kota Yogyakarta per tanggal 30 Juni 2024, nilai prevalensi stunting di angka 10,6 persen.
Baca Juga: Skrining Ginjal di Sekolah: Upaya Pemkot Jogja Cegah Lonjakan Pasien Cuci Darah Anak
Pihaknya mengapresiasi seluruh usaha dan perjuangan para kader posyandu untuk membantu menyelesaikan permasalahan stunting di wilayahnya. Apalagi para kader sudah dengan sukarela memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk melayani masyarakat.
"Terima kasih untuk para kader yang ikut berperan di dalam menjaga balita agar terhindar dari stunting. Semoga, program Pandu Sagita berjalan dengan lancar dan dapat menyelesaikan permasalahan stunting di Kota Yogyakarta," katanya.
Sementara itu, Penjabat Ketua TP PKK Kota Yogyakarta Sugiharti Mulya Handayani, turut mengapresasi kekompakan para kader posyandu. Terlebih dalam meningkatkan pengembangan posyandu di wilayah mereka.
"Saya mengapresiasi tekad dan semangat dari para kader yang rela menjadi kader posyandu di masing-masing wilayah. Semoga dengan jerih payah yang dilakukan dapat menurunkan angka stunting di Kota Yogyakarta," ujar Sugiharti.
Selain itu, Sugiharti mendukung penuh program Pandu Sagita sebagai upaya penurunan stunting di Kota Yogyakarta.
Baca Juga: ASI saat Menyusui Hanya Keluar Sedikit, Ahli Gizi UGM Berikan Tipsnya
Ia berharap, dengan program Pandu Sagita, dapat memaksimalkan kegiatan pemantauan rutin status gizi dan edukasi kader kesehatan melalui aplikasi Pemantauan Permasalahan Gizi Balita (PPGB) yang ada di Jogja Smart Service (JSS).
Berita Terkait
-
Cegah Stunting Lewat Investasi Jangka Panjang
-
Viral Staf Pelayanan MBG Sebut 3 Bulan Tidak Terima Gaji, Tuai Sorotan Warganet
-
BGN Sentil Timnas Indonesia Sering Kalah karena Kurang Gizi, 3 Pemain Tidak Kuat Main 90 Menit
-
Kepala BGN Sebut Gizi Tak Bagus Jadi Biang Kerok Timnas Kalah, Anggota DPR: Jangan Lebai
-
Kepala BGN Dadan Hindayana: Jangan Heran Kalau PSSI Sulit Buat Menang, Karena Gizinya Tidak Bagus
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!